Ani kecewa. Kali ini bukan karena Azib, tetapi Rendy. Sudah seminggu berlalu dari kejadian di gazebo dengan Rendy.
Sebenarnya Ani tidak percaya jika Rendy akan seperti itu, tapi ... laki-laki yang sudah Ani cap sebagai sahabat itu justru membuat ... ah, ini juga bisa dibilang salah Ani. Dia juga tidak jujur kepada Rendy dari awal, hingga sosok yang telah ia bohongi mendapatkan kebenaran dari orang lain. Tentu saja, Rendy lah yang seharusnya lebih kecewa. Tapi lihatlah dampak dari kebohongan akan berimbas kepada keduanya--para pembohong dan korban yang telah dibohongi.
Sudah pernah dibilang kalau jujur itu lebih baik. Jika jujur itu sulit, maka kebohongan yang akan mempersulit diri sendiri.
"Sebelumnya, kan, aku udah kasih tau, tapi kamu nggak percaya sama aku." Adalah Wulan yang menasehati sahabatnya. "Sekarang kamu tau sendiri, kan, gimana sifat aslinya Rendy, Ni?"
Ani dan keempat teman seperjuangan sedang berada di cafe tempat langganan mereka nongkrong saat masa SMA.
Yang mana Ani telah menceritakan apa yang terjadi padanya beberapa hari ini, soal Azib yang telah menyatakan cinta padanya maupun Rendy yang telah menyakiti perasaannya.
"Rendy nggak gitu."
Pasti kalian tahu salah satu sahabat Ani yang selalu membela Rendy.
"Kamu tau apa?! udah jelas kalau Rendy bilang cuma jadiin Ani sebagai mainan! kamu kenapa sih, masih aja belain cowok berengsek itu!" sembur Wulan.
Lilis tidak terima. "Jangan ngomong ngawur soal Rendy! kamu nggak tau apa-apa." Dia melotot pada Wulan yang duduk berhadapan dengannya.
Sedangkan Ani yang duduk di sebelah kanan Wulan pun masih diam. Dia bingung harus bicara apa.
Tapi Wulan lebih tidak terima lagi.
"Aku nggak ngawur! cowok itu bilang gitu sendiri ke Ani, dan kamu masih belain dia?! aku nggak habis pikir ya, Lis! kenapa kamu belain dia, bukannya Ani itu sahabat kita!"
"Bukan gitu maksudku, Lan."
"Terus apa?!" Wulan melotot kesal pada Lilis.
Lilis menghela frustasi. "Lan, kamu nggak tau aja kalau Rendy itu--"
"Gaes! stop, deh."
Ucapan Lilis terhenti saat Ningsih menyahut. Semua pandangan pun terarah pada sahabat yang paling muda.
Ningsih menunjuk salah satu meja cafe yang ada di arah jam dua dari tempat mereka.
"Itu kan si Rendy?" tutur Ningsih.
Semua lensa mereka pun bergeser mengikuti arah telunjuk Ningsih. Terutama lensa cokelat milik Ani. Hal yang membuat kelima sahabat fangirl terkejut.
"Iya, itu bener Rendy. Tapi yang perempuan siapa?" Kali ini Ina buka suara.
"Kalian lihat, kan?! udah jelas banget kalau Rendy itu bukan cowok baik."
Sambil mendesis, Wulan memicingkan pandangannya pada Lilis.
Semua masih diam. Padangan mereka masih mengarah pada Rendy--yang datang dan menebarkan senyuman lebar pada sosok gadis yang dia bawa. Telihat jika sosok Rendy sangat mengasihi gadis yang entah siapa itu.
Dan yang dapat Ani lihat, senyuman Rendy adalah senyuman yang pernah diberikan juga padanya. Dulu, saat Ani selalu tersakiti karena ulah Azib. Tapi siapa sangka jika Rendy ternyata bisa tersenyum seperti itu juga pada gadis lain. Katakanlah Ani terlalu naif dulu.
🌸🌸
"Kamu kenapa?" pertanyaan dari Azib membuat Ani sedikit tersentak. "Makanannya nggak enak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMITMEN ✔
Teen FictionSeperti pepatah yang mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang." Hubungan pernikahan yang di dasari hanya dengan komitmen, dan bermodal perjodohan. Apakah hubungan itu akan langgeng? Jangan kira setelah menikah, semua akan terasa lebih mudah. Apalagi...