Hari ini double update, karena hari minggu kemarin jadwal up, tapi malah ketunda karena sibuk.
Happy Reading ...
.
.
♡♡♡Hubungan yang diawali dengan kebohongan dan penuh sandiwara, ketahuilah yang seperti itu tidak akan pernah langgeng, apalagi bertahan. Benar. Yang kemungkinan besar, hubungan itu pasti akan berakhir dengan buruk.
Kebohongan tidak akan bertahan lama, seperti pepatah mengatakan : Sepintar apapun kau menutupi bangkai, baunya pasti akan tetap tercium juga. Seperti sepintar apapun manusia menyembunyikan kebohongan, kebenaran pasti akan terungkap.
Terkadang manusia menganggap jika sebuah kebohongan dapat membahagiakan, tapi nyatanya tidak ada kebohongan yang berakhir bahagia.
Manusia yang menganggap berbohong demi kebaikan, mereka tidak akan pernah menyadari bahwa orang yang telah mereka bohongi akan lebih terluka saat mendapatkan kebenaran setelah sekian waktu. Cepat atau lambat, kebenaran pasti akan terungkap. Iya kalau manusia masih sempat mengungkap kebenaran itu, tapi kalau ajal sudah menjemput?
Pasti sulit untuk membayangkannya. Hanya ada rasa bersalah dan penyesalan untuk seorang pembohong. Jika jujur itu sulit, maka berbohong akan lebih menyengsarakan hidup manusia.
"Kamu benar, saya ke sini memang karena Hana." Bias suara berat yang selalu berkesan datar. Dia adalah Azib Chandrawinata. Sosok karya Tuhan yang nyaris mendekati kata sempurna.
Hari sudah berganti. Bulan telah selesai dengan tugasnya. Dan sekarang adalah giliran Matahari untuk melakukan kewajibannya.
Ani sudah sembuh. Pagi ini rencananya mereka akan pergi ke sebuah taman hiburan terbesar yang penuh dengan wahana.
Lotte World.
Tempat yang paling ingin Ani kunjungi saat berada di Korea. Awalnya memang seperti itu, tapi ... setelah mendapat jawaban dari pertanyaan : Jangan bohong, kamu mau ke sini karena ada Hana, kan? Adalah pertanyaan Ani yang tadi telah dilontarkan pada Azib.
"Sudah kuduga," balas Ani mendesis.
Mereka masih berada di dalam kamar hotel. Dengan posisi Azib yang berdiri tepat di depan Ani yang sedang duduk di ujung ranjang. Rencananya mereka ingin pergi jalan-jalan ke Lotte World, tapi setelah Azib selesai bersiap, Ani justru mendesaknya dengan sebuah pertanyaan. Yang mana Ani sempat mengancam akan pulang--sendiri--ke negara asal, hari ini juga. Tentu saja tanpa mau Azib untuk pulang bersama.
"Ani, tolong mengertilah. Perasaan saya---"
"Aku tau, Zib, aku udah tau!" Ani menyelat.
Gadis itu mendongak, menatap lawan bicaranya yang tinggi akibat posisi mereka saat ini. Kedua bola mata beda warna itu saling bertemu.
"Kamu cinta sama Hana. Sampai kapan pun, perasaan cinta pertama itu sulit untuk dilupa, kan?" vokal gadis itu mengintimidasi.
Azib diam.
"Ini masih belum terlambat kalau kamu mau mengejar cinta pertamamu itu."
Selama perasaan nggak jelas ini masih bisa aku kendalikan.
"Kejarlah cinta pertamamu. Akan lebih baik jika kita akhiri hubungan palsu ini, karena seperti yang aku tau, cinta akan menuntun manusia kepada kebenaran, bukan kebohongan. Jangan bohongi perasaanmu pada Hana, meskipun aku juga tau kalau nanti pasti akan ada pihak yang terluka. Keluarga kita," jelas Ani panjang lebar.
Azib masih diam. Dia merasa bungkam seribu kata.
"Zib, asal kamu tau, kebohongan kita pada keluarga sendiri membuatku merasa nggak nyaman. Aku selalu gelisah jika memikirkan sandiwara soal kebahagiaan palsu kita di depan keluarga. Aku pikir ... mengecewakan mereka dengan kejujuran akan lebih baik daripada harus berbohong," ujar Ani.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMITMEN ✔
Teen FictionSeperti pepatah yang mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang." Hubungan pernikahan yang di dasari hanya dengan komitmen, dan bermodal perjodohan. Apakah hubungan itu akan langgeng? Jangan kira setelah menikah, semua akan terasa lebih mudah. Apalagi...