5🌾

1K 79 3
                                    

"Sev, pulang jalan kan?" Tanya Habib mendekati tempat duduk Seviana

"Iya, gue jalan, kenapa Beb" Ucap Seviana yang masih sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.

Seviana ini, manggil orang seenaknya. Nanti kalau baper gimana, tapi mana mungkin ada yang baper sama Seviana. Baper juga lihat-lihat lah.

"Gue mau pulang bareng."

"Biasanya juga lo bareng-bareng aja, gak pakek nanya segala!"

"Ya gue lagi pengen nanya aja!"

"Halah, tadi aja lo gak ngomong sama sekali, Kenapa?"

"Ya gak papa, udah keburu ujan nih, udah mulai mendung juga." Ajak Habib yang langsung diangguki Seviana.

Seperti itu kebiasaan mereka dari kelas sepuluh. Namun terkadang juga Seviana memilih bareng dengan anak kelas lain yang memang searah dengannya.

Habib dan Sevianan berjalan bersisian, sambil bercanda di sana. Jika orang lain yang melihatnya, maka mereka akan berkesimpulan bahwa mereka 'Pacaran', atau menjalin asmara lebih tepatnya.

"Ciee jalan bareng lohh!" Ucap adik kelas di seberang sana.

Itu mulut salah satu capas. Junior paskibra nya Habib, sedangkan Habib ini adalah Siswatama nya di Paskibra. Mereka sehabis latihan pengibaran untuk lomba di kecamatan minggu depan.

"Iyalah harus, Biar yang jomblo pada iri, Ya gak Beb!!" Ucap Seviana

Habib hanya tersenyum saja menanggapi celotehan Seviana tentang hubungan mereka. Bukan cuma itu, Seviana masih saja berkicau disepanjang Lapangan Smatriswan ini. Hingga …

"Yang jalan bareng tiati! Jangan belok ke rumah kosong, bahaya. Sev! Itung berapa langkah kaki lo dari sini sampek rumah! Besok setor ama  gue berapa jumlah langkah kaki nya." Teriak Fahri dari seberang sana.

Ah iya!. Fahri, Amara, Habib dan beberapa lainnya ini memang anak Paskibra. Dan sekarang mereka yang melatih para senior dan Capas mereka. Tapi latihan sudah selesai jadi Habib akan pulang duluan.

Lalu kenapa bisa bareng dengan Seviana, sedangkan Seviana bukan anak Paskibra?

Karena Seviana memang sering menunggu latihan mereka, hanya sekedar ingin pulang bersama meskipun komplek perumahan mereka berbeda.

"Ogiah! Pamali ngitung langkah kaki." Balas Seviana.

Yang langsung mereka keluar dari gerbang Smatriswan. Menu jalan raya dan menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki di sana. Hingga …

"Beb! Tungguin ih, masa gue di tinggalin!" Seviana tergesa-gesa menyamai langkah Habib.

"Cepetan! Keburu hujan ini!"

Hingga saat Seviana telah menyeberang dan menyamai langkah Habib dan kini Seviana telah berada di sampingnya lagi, Sebuah suara berhasil mencuri Atensi dari keduanya.

"Mas sama mbak nya Pacaran ya?" Ucap orang itu.

Seviana tidak kenal, begitu juga dengan Habib. Membuat keduanya mengernyit bingung. Saling pandang, kemudian tersenyum pada orang itu.

"Gak papa kan tanya, soalnya keliatan cocok aja gitu!" Ucap orang itu yang langsung memberikan senyumannya dan kemudian kembali ke dalam rumahnya.

"Apaan sih, gak jelas! Ya kan Beb?"

"Hmm!"

"Padahal kan kita cuma… Ehh ujan!! Neduh dulu Beb!" Ucap  Seviana yang menarik tangan Habib hingga mereka berdua berteduh di sebuah warung pinggir jalan.

My Lovely Bantet Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang