9🌾

743 66 8
                                    

Kehidupan bukanlah tentang perkataan orang, bukan juga bagaimana cara pandang manusia terhadap manusia lain.

Kehidupan bukan hanya tentang kebahagiaan. Tapi ada begitu banyak rasa dari kehidupan, hanya tergantung dengan bagaimana cara manusia menyikapi dan menikmati hidupnya.

Kisah ini bukanlah kisah tentang asmara, bukan juga kisah depresi seseorang. Atau malah kisah tentang 'Seribu satu malam', kisah ini hanyalah kisah sederhana seorang Seviana Ferandita Reynaldi.

Gadis kelas dua belas SMA, dengan bentuk tubuh yang kurang ideal. Hingga mengakibatkan pandangan remeh oleh orang-orang di sekitarnya. Dan insecure adalah setengah bagian dari hidupnya.

Seorang gadis yang mana 'Penghianatan' adalah ketakutan terbesar dalam sejarah kehidupannya. Yang tidak akan mau Seviana ungkapkan kecuali kalau Seviana khilaf nantinya.

"Sev! Jangan pulang dulu, ada yang mau gue omongin sama elo. Penting. Tunggu gue setelah selesai ngelatih anak-anak!" Itu mulutnya Fahri.

Memang Fahri ini salah satu anggota Paskibra di Sekolah nya. Meskipun bergelar Fakboi tingkat dewa, Fahri ini masih termasuk anak yang aktif. Masih dapat di kategorikan anak baik-baik lah ya.

Begitu juga dengan Amara, Habib, Faris dan beberapa teman sekelas yang lainnya.

"Iya! Kalo lo sampek pulang duluan… berarti lo bukan temen gue!" Amara menimpali.

"Gue mau pulang! Rebahan sama mau Streaming drakor terbaru."

"Najisun!! Lo pulang duluan, Fix… lo bukan temen kita lagi!"

"Iya… Oke! Gue tunggu, tapi jangan lama-lama lo!"

"Oke! Awas aja lo pulang duluan! Gue mau ngelatih dulu!" Ucap Fahri yang langsung ngacir.

Sialan!, rencana untuk rebahan dan streaming drakornya sudah tergagalkan. Kampret memang teman-temannya ini.

Detik berganti menit, menit berganti jam, tapi para human itu tak kunjung juga memunculkan batang hidungnya.

Bangsat!, kampret kuadrat ini namanya. Semua posisi sudah Seviana lakukan, mulai dari telungkup di meja, bermain game, menaikkan dua kakinya di atas meja, hingga menyusun kursi untuk Seviana rebahan.

Tapi sayang manusia itu lama sekali datangnya. Apa Seviana sudah di kerjai habis-habisan. Ah! Kalau memang iya tunggu saja pembalasannya.

"Anjir! Lama banget sih tu orang, jangan-jangan mereka ngerjain gue lagi!" Seviana mendumal sendiri.

Ya ampun, sekarang Seviana nethink pake banget. Hingga Seviana memutuskan untuk pulang saja. Sudah pasti ini mah, Seviana kena iseng curut-curut got itu. Sampai pada akhirnya…

"Woi! Mau pulang lo Sev, Oke!! Lo kaya gitu ya!" Itu teriakan Fahri dari ujung sana.

Damn Shit!, kenapa mereka malah ada di ujung lapangan sana. Tadinya Seviana duga mereka hanya mengerjainya. Bahkan biasanya Seviana lihat anak Paskibra ada di tengah lapangan latihannya. Tapi kenapa sekarang malah mojok mereka.

Tunggu-tunggu… selain itu ada anak ekskul basket macam Anan, Dimas, Aditya, dan juga spesies anak rumahan macam Nauval Xiumin Wicahyo Saputra di sana.

Kenapa mereka semua ada di sana!?? Kenapa Seviana merasa ada yang tidak beres yang akan terjadi.

Ah! Seviana jadi curiga sekarang. Seviana mendadak jadi ingin lari dari tempat ini sekarang juga, tidak perduli apa yang akan terjadi kedepannya. Baru juga Seviana memikirkan itu, namun Seviana sudah mendapat notice yang bunyinya…

My Lovely Bantet Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang