Demi apa, saya stuck banget berhari-hari nggak nemuin ide yang pas. Mood nulis saya amburadul acak-acakan awut-awutan.
Dan saya juga yakin ngga ada yang kangen cerita ini, jadi ya udahlah. Emang susah nyari ide dan balikin mood itu.
Oh iya, kali ini saya mau maksa deh, komen part ini, vote jan lupa. Dan wajib follow akun ini. Bodo amad deh, mood saya lagi ancur banget, sumpis.
🌹🌹
"Biar Dokter Jaehyun aja. Kamu pasti sibuk."
Begitu ucap Seviana yang mau tidak mau Dio harus mengalah dengan ucapan itu. Hingga ujungnya Dio hanya bisa melihat Seviana yang berada di kursi rodanya semakin menjauh.
Gadis itu, yang selama lima tahun ini terus memenuhi otak dan juga pikirannya. Dan sampai sekarang Dio masih terus berusaha memperjuangkan perasaannya, tapi masih saja ada yang berniat mengganggunya.
Dia, asisten dokter yang bernama Jaehyun Aldehida Pranatama.
Baiklah, Dio lebih baik pulang saja, memejamkan matanya sebentar, merebahkan tubuhnya sebentar. Perjuangan ini semakin sulit untuk Dio lakukan.
Sementara di tempat lain, Seviana masih berada di kursi rodanya. Dengan Jaehyun yang berada di belakang mendorongnya kembali ke ruangan Seviana.
Mereka … diam tanpa kata, membisu antara satu dengan yang lainnya. Hingga beberapa saat kemudian, mereka sampai ke ruangan Seviana.
Jaehyun menghentikan kursi roda Seviana, berjalan di sisi samping sana dan sepertinya berniat membawa Seviana ke brankarnya kembali agar Seviana bisa beristirahat dengan tenang. Tanpa gangguan sedikitpun.
"Tunggu," ucap Seviana saat Jaehyun sudah mengulurkan tangannya untuk mengangkat tubuh Seviana.
Jaehyun menghentikan uluran tangannya, beralih menatap manik mata sebening embun itu dalam-dalam.
"Aku inget semuanya," ucap Seviana to the point.
"Apa?" Jaehyun kembali menatap manik itu, menyelaminya dalam-dalam, berusaha menemukan jawaban atau hanya sekedar kejujuran.
"Aku inget semuanya, Jae." Seviana mengulangi perkataannya.
Jaehyun mengulurkan tangannya lagi, berusaha tidak perduli dengan ucapan Seviana barusan. Namun kembali terhenti saat Seviana memberikan sebuah ucapan, "Jae! Kamu denger kan?"
Jaehyun memberikan raut dinginnya dan mengatakan, "Denger, bagus dong kalo udah inget semuanya," ucap Jaehyun dingin, berubah seratus delapan puluh derajat dari Jaehyun biasanya.
Tapi Jaehyun kembali melanjutkan perbuatannya untuk membawa Seviana ke brankarnya, dan kini nada Seviana semakin naik oktaf atau lebih tepatnya memberikan teriakan kepada Jaehyun di sana berupa, "JAE! Aku inget semuanya. Dan setelah aku inget, apa kamu masih bisa dengan mudahnya bertindak seolah nggak ada apa-apa?"
Jaehyun berdiri tegak, mengembalikan tangannya yang tadi terulur untuk membantu Seviana. Dan sekarang Jaehyun menggunakan tangan itu untuk mengusap dahinya lalu menghempaskannya secara kasar, begitu juga dengan napasnya.
"Terus kenapa kalo kamu inget semuanya, apa yang mau kamu lakuin?" Tanya Jaehyun yang mulai frustasi.
"Tolong jauhi aku," ucap Seviana menatap siluet orang di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bantet Girl ✔
ChickLit[Book 1] "Mbak yang Gendut! silahkan" Selalu saja begitu, dan ini sudah kesekian kalinya gadis itu di omong Gendut, Gemuk, dan para jajarannya. Gendut itu bukan ukuran kecantikan, tapi kenapa orang gendut selalu di pandang remeh sih!, Bikin yang pu...