Bonus Chap 8🌾

608 42 2
                                    

Part ini di buat berdasarkan kegalauan saya dan saya nulis ini sambil dengerin lagu. Ada baiknya kalian dengerin juga pake lagu itu, Judulnya  'WUJI'. Saya reccomend banget lagu itu tapi dengerinnya versi flute ya biar ngena.

Kali ini saya maksa buat vote dan juga komen. Apalagi 2 part lagi ending. Dan juga follow akun ini biar nambah  followers.

Ahh, terserahlah. Saya lagi galau bangett😩😭

🌹🌹🌹

Detik di mana Seviana mengingat semuanya, detik di mana Seviana mengusir Jaehyun dari hadapannya, detik di mana Seviana melihat kedua orang tuanya dengan tatapan sendunya.

Detik itu juga, Seviana merasa iba dengan dirinya sendiri.

Mengapa harus ada di antara mereka semua, saat Seviana tidak punya kebahagiaan di hatinya. Mengapa harus kembali ke dunia, saat Seviana hanya mendapat beban setiap mengingatnya.

Seviana tidak berdaya.

"Maafin Mama, Mama sayang sama Seviana. Mama terpaksa bohong ke kamu kalau hubungan Papa sama Mama emang baik-baik aja," ucap Wulan dengan suara seraknya. Bersimpuh di hadapan Seviana yang berada di kursi rodanya.

"Papa nggak maksud berbohong, tapi Papa nggak mau kehilangan Seviana lagi karena kecerobohan Papa," Aldi membelai lembut pipi Seviana yang sekarang sudah basah dengan air mata.

"Seviana maafin semuanya. Dan sekarang Seviana cuma mohon satu hal. Jangan pergi lagi dari Seviana," ucap Seviana.

"Iya-iya," Wulan mengangguk mantap, "Mama sama Papa akan selalu ada buat Seviana." Wulan beringsut memeluk tubuh putri kesayangannya.

"Tapi … gimana sama tante Joy? Tante Joy juga pasti butuh Papa kan?" Seviana melihat ke arah seseorang yang berdiri tegak di sampingnya.

Mama Wulan mengendurkan pelukannya, mengikuti arah pandang Seviana. Mama Wulan memberikan tatapan menuntutnya, beusaha memaksa orang itu agar buka suara. Menjelaskan semuanya tanpa harus membohongi orang lain lagi.

"Sekarang, papa harus jujur sama Seviana. Papa nggak mau bohongin Seviana lagi," ucap Papa Aldi mengusap puncak kepala Seviana.

"Papa … sama tante Joy udah pisah."

Hening, Seviana terkejut dengan ucapan Aldi barusan. Masalah baru apalagi ini, Seviana bukan tidak senang dengan berita ini. Tapi pertanyan 'kenapa' sedang memenuhi otaknya sekarang.

"Kamu pasti mau nanya kenapa kan? Papa … nggak bisa hidup sama orang yang nggak bisa sayang sama kamu, Papa nggak bisa terus-terusan jauhin anak Papa sendiri," Aldi menjeda ucapannya, "Seviana itu penting buat Papa, Seviana itu mataharinya Papa, Seviana itu napas Papa,  Seviana segalanya buat Papa." Aldi memberikan kecupan singkat di puncak kepala Seviana.

"Dan Papa adalah orang yang paling bodoh karena udah ninggalin Seviana, udah nggak merhatiin Seviana. Semua itu karena Papa nggak bisa ngontrol emosi Papa. Dan kamu yang jadi korbannya."

"Mama juga minta maaf sama Seviana, Mama terlalu sibuk kerja sampe Mama lupa waktu, dan Mama lupa kalo ada Seviana yang butuh perhatian." Wulan kembali mengeratkan pelukannya

Dan begitulah seterusnya, drama keluarga yang mengharukan. Mereka memeluk tubuh Seviana erat-erat seolah menyalurkan energi positif agar Seviana bisa kembali bangkit.

Mereka akan mulai dari awal lagi, memberi seluruh perhatian dan kasih sayang mereka pada Seviana. Meskipun mereka tidak bisa bersatu lagi sama seperti dulu. Tapi demi Seviana, mereka akan melakukan dengan sebaik-baiknya.

My Lovely Bantet Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang