28🌾

456 43 6
                                    

Ada yang udah tidur? Kalaupun udah semoga mimpi indah. Hari ini saya sengaja up lagi, soalnya cerita ini juga udah banyak drafnya. Tinggal tentuin cara endingin aja yang bagus kek mana.

🌹🌹

"SEVIANA! SEVIANA! BERTAHAN!" Dio yang berusaha mengangkat Seviana.

Dio sekuat tenaga memenahan Seviana agar tidak jatuh kebawah sana. Untung Dio secepatnya bisa meraih Seviana sebelum benar-benar jatuh ke bawah sana.

Tapi yang ada Seviana terus berontak ingin melepaskan tangan Dio yang sudah melingkari perut bagian atas nya. Bahkan bisa dikatakan mepet sekali dengan something uwwu nya yang sempat Dio lihat tadi pagi dan sempat mengusik ketenangan something in the bottom nya Dio.

Memang bisa dikatakan bahwa Dio sudah sedikit culametan. Masalahnya tangan kekar Dio sudah secepat kilat berada di sana. Tapi tolong abaikan, sebab waktunya tidak tepat untuk berpikir yang iya-iya.

"LEPASIN GUE!. GUE MAU MATI!" Seviana tetap berontak ingin melepaskan tangan Dio. Sungguh susah sekali melepaskan tangan Dio dari sana. Seviana tidak mau seperti itu.

"Gue gak akan semudah itu mau lepasin lo, Sev!. Jangan bertindak bodoh lagi!" Dio terus mengerahkan seluruh tenaganya.

Bukannya apa-apa. Kalau Seviana pasrah dan tidak mencoba berontak, maka Dio tidak harus bersusah payah membuang-buang seluruh tenaga nya untuk manusia macam Seviana yang bisa membuat jantung Dio mau berhenti seketika saat Seviana sudah akan melompat dari sana.

Dio tidak tau, Seviana selalu berhasil memenuhi pikirannya akhir-akhir ini. Bahkan jantungnya pun bisa berdetak dua kali lipat kalau sudah menatap manik mata Seviana. Ada yang berbeda, tapi Dio tidak tau apa.

"Lepasin gue … gue mau mati aja … gue cuma nyusahin orang lain … lepasin gue … lepas …" Seviana meracau, pertahanannya sedikit demi sedikit goyah.

Alhasil Dio tidak terlalu kesusahan mengangkat Seviana sampai ke atas sana. Hingga pada saat Dio berusaha menurunkan Seviana, kaki  Dio sedikit terpeleset hingga membuatnya oleng dan …

Brukk

Mereka berdua terjatuh. Dengan posisi tangan Dio masih melingkari perut bagian atas Seviana. Kalau dilihat sudah seperti orang yang berpelukan.

Dua lensa sebening embun itu bersinggungan. Menatap lekat lensa satu sama lain. Dio dengan king of rich white eye nya dan juga Seviana dengan lensa mata cokelat terang nya.

Sial!.

Sudah Dio duga, jantungnya akan seperti ini saat menatap manik cokelat tentang itu. Tapi Dio selalu membeku dan tidak bisa menghindarinya. Ah, Dio tidak tau kenapa jadi seperti ini.

"Seviana!" Suara yang sukses membuat atensi Dio dan juga Seviana.

Dio beringsut berdiri begitu juga dengan Seviana. Dio menepuki pakaiannya yang sedikit kotor. Memang Dio paling anti dengan yang namanya kotor, Dio suka kerapihan. Bahkan semua pakaian Dio di lemaripun Dio susun sesuai dengan merek dan juga warna..

Memang Dio ini calon mantu idaman bukan?.

"Kamu nggak papa kan nak?" Mama Wulan panik. Mengusap kepala Seviana

Sangat. Apalagi degan kejadian Seviana yang akan terjun dari jambatan. Untung ada Dio yang bisa mereka andalkan. Atau kalau tidak Seviana pasti sudah tidak terselamatkan. Sudah Wassalam.

Setidaknya mereka sampai di sana Seviana masih bernyawa. Ingatkan Mama Wulan dan Papa Aldi untuk berterimakasih pada Dio nanti.

Mama Wulan sudah akan memeluk Seviana, merengkuh tubuhnya dengan sayang. Tapi …

My Lovely Bantet Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang