Seviana melangkah gontai disepanjang perjalanan pulangnya. Habib tidak ada di sampingnya, membuat Seviana pulang sendiri dan galau akut.
Kenapa juga Habib harus punya perasaan dengan Seviana. Padahalkan Seviana tidak mau menyakiti hati orang lain, meskipun hatinya tersakiti oleh orang lain.
Hingga saat Seviana berjalan terdengar teriakan anak kecil dari seberang sana. Seviana rasa yang dimaksud adalah dirinya.
Memangnya siapa lagi. Kan yang sedang berjalan di jalan itu kan cuma Seviana seorang. Bukan cuma perasaan, tapi memang kan yang dimaksud anak kecil itu ya Seviana.
'Mbak cantik! Mampir sini kita mabar!'
'Heh! Itu Mbak gak cantik yaa… dia itu kan gendut! Jelek lagi'
'Ohh iya!! Mbak gendut jelek, sini mabar free fire sama kita…'
'Mabar kita…!!'
Dasar bocah! Masih ingusan saja pegangannya ponsel dengan harga selangit macam punya Seviana. Malah permainannya free fire pula. Benar-Benar generasi millenial berjiwa ambyar mereka ini. Kaya Seviana dong mainannya cacing, ehh!.
Seviana terus berjalan. Tapi para bocah itu malah berlari mengikutinya. Minta diseleding saja.
'Ehh! Tembak-tembak!! Dor! Dor! Dor!'
'Ihh… ya ampun!! Bauk taik… jorok… euwh!!'
Apa lagi ini…!!
Astaghfirullah, Seviana sabar! Itu mulutnya anak kecil, jangan diambil hati. Harap maklum, kan itu bocah kemarin sore, kalau Seviana tabok itu muka, pasti langsung terlempar ke planet mars sana.
Tarik napas, buang napas. Memangnya kenapa kalau Seviana bau, ini juga kan ulah sahabat nya itu. Lagi pula setelah ini Seviana akan mandi dengan parfum yang langsung di impor dari Paris.
Seviana lebay? Terkadang manusia juga butuh lebay kan?? Terlalu bodo amat juga gak baik untuk kesehatan hati. Nanti ujung-ujungnya tekanan batin macam Seviana. Salah ya!??. Maksudnya nanti jadi gak punya hati dan perasaan. Ya seperti itu lah intinya.
Sekarang yang Seviana lakukan hanya memutar musik menggunakan headset nya. Dan tentu saja dengan volume yang cukup keras. Apa lagi kalau Seviana sudah seperti itu Seviana akan berjoget mengikuti alunan musik nya.
Ya ampun! Entar malah tambah dikira orang gila. Biarlah seperti itu. Hingga…
'Orang gila-orang gila…'
'Ih!! Orang gilanya bauk taik!! Jangan deket-deket! Jorok…'
'Namanya juga orang gila, pasti gak mandi lah!'
Kampret kuadrat akar pangkat tiga tingkat dewa garis keras ini mah!!
Sabar… kan cuma mulutnya anak kecil, gak usah diladenin. Tapi sekecil itu kenapa mulutnya bisa sepedas cabe rawit sih!. Bikin emosi Seviana naik saja. Sepertinya akan lebih menyenangkan jika Seviana lemparkan bom dari rakitan nuklir.
Huh! Kan tadi Seviana sudah bilang kalau Seviana ini anak yang sabar kan. Jadi ya harus sabar. Seviana melanjutkan jalannya lagi. Namun terhenti karena…
"Neng! Itu kenapa bajunya basah!" Itu satpam di komplek perumahan Seviana. Pak Hilmi namanya.
"Mana…Bau lagi…" Ucap Pak Hilmi yang mengendus baju Seviana.
Sudah seperti kucing yang mengendus kotorannya, lalu menguburnya dengan pasir. Untung Seviana bukan kotoran kucing jadi Seviana tidak perlu di kubur dengan pasir. Ehh! Apasih!!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bantet Girl ✔
ChickLit[Book 1] "Mbak yang Gendut! silahkan" Selalu saja begitu, dan ini sudah kesekian kalinya gadis itu di omong Gendut, Gemuk, dan para jajarannya. Gendut itu bukan ukuran kecantikan, tapi kenapa orang gendut selalu di pandang remeh sih!, Bikin yang pu...