"Tante … mau kemana?" Tanya Dio sehabis membeli Bakmi pesanan Seviana tadi.
"Saya mau keluar, saya mau urus pernikahan kalian secepatnya," Ucap Mama Wulan.
Aduh! Beneran ini Dio mau dinikahkan sama Seviana. Ya mana Dio mau, Seviana juga mana mau kan.
"Harus segera? Kan bisa nanti setelah mereka lulus." Tanya Damar.
"Nungguin Seviana brojol anaknya maksud kamu?, terus muka aku mau di taroh di mannaa?" Uh Mama Wulan gereget sendiri jadinya.
"Tapi mereka masih kecil, masih labil. Kalo mereka dinikahin, apa menjamin rumah tangganya baik-baik aja?" Damar terus menyangkal.
"Jadi mau kamu mereka nikah setelah mereka lulus, kamu bisa menjamin anak tersayang kamu ini nggak kabur dari tanggung jawab? Hah!"
"Tapi … Memang harus nikah secepet nya, Eh… maksudnya kita kan masih anak-anak," Ucap Dio.
"Terus mau nya kapan? Nungguin kamu siap nikahin anak saya? Sampe kapan? Mangkanya kalo udah tau masih anak-anak, nggak usah sok gaya-gayaan bikin anak! Giliran di suruh tanggung jawab beneran malah sok-sokan masih anak kecil." Sembur Mama Wulan.
Kampret nih! Galak sekali Mama Wulan ini. Salah strategi Dio. Sial!
"Ya tapi bisa nungguin kalo anak mereka udah lahir, nggak harus secepet ini." Sahut Damar.
"Terus kalo udah lahir anak kamu ini nikah sama orang lain. Gak!. Berani berbuat, harus berani bertanggung jawab! Kalo perlu Besok kalian nikah, Malu-maluin keluarga kalian itu, tau gak!."
"Apa! Besok?" Ucap Damar dan Dio berbarengan
APA! Memangnya menikah semudah itu apa?. gila! Dio Syok jadinya. Dan dapat dipastikan setelah Seviana mendengar ini langsung pingsan!.
"Tapi saya masih sekolah, masa saya harus merangkap jabatan jadi kepala keluarga juga." Elak Dio.
"Menurut kamu Seviana gak sekolah?. Mangkanya kalo masih sekolah mainnya jangan di kamar berduaan. Belajar reproduksi di sekolah malah langsung dipraktekin. Giliran jadi anak, bingung mau gimana!." Sembur Mama Wulan.
Dio langsung kicep. Sial, galaknya mengalahkan ibunya. Aduh mana sebentar lagi jadi mertua. Uhh! Pusing tujuh keliling Dio jadi nya.
"Wulan! Tunggu, kita bicaraim masalah ini lagi." Teriak Damar menyusul Mama Wulan.
Lalu Dio?
Dio hanya mengendikkan bahu. Tapi Dio juga pusing tujuh keliling, lebih baik Dio masuk saja bertemu Seviana, memberitahukan bahwa Mama Wulan dan Damar sudah putus hubungan. Tapi apa Seviana akan setuju dengan pernikahan mereka?
Tolong, ini gila.
Dio tidak mau kalau harus terikat hubungan dengan orang yang tidak dia cintai, mungkin. Ah, nanti Dio mau tanyakan pada jantungnya yang selalu konser dadakan kalau dekat dengan Seviana.
Dio juga mau tanyakan pada hatinya, apa benar kalau yang Dio rasakan saat bersama Seviana itu hanya semacam grogi saja.
Ah! Masa bodoh lah. Intinya Dio ingin bertemu Seviana sekarang.
Dio berjalan menaiki anak tangga rumah Mama Wulan di mana menjadi penghubung antara kamar Seviana dan lantai bawah sana.
"Sev! Gue udah bawain bakmi buat lo! Gue masuk ya!?," Ucap Dio sesaat setelah berada di depan kamar Seviana.
Tidak ada jawaban dari Seviana, hingga Dio memegang knop pintu kamar Seviana. Membukanya dan lalu menampakkan Seviana sedang …
"Shit!" Dio mengumpat keras
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bantet Girl ✔
ChickLit[Book 1] "Mbak yang Gendut! silahkan" Selalu saja begitu, dan ini sudah kesekian kalinya gadis itu di omong Gendut, Gemuk, dan para jajarannya. Gendut itu bukan ukuran kecantikan, tapi kenapa orang gendut selalu di pandang remeh sih!, Bikin yang pu...