22🌾

588 49 12
                                    

"Hamil? M-m-maksud kamu … Seviana Ha-Hamil anak kamu?," Vokal Mama Wulan menembus keheningan yang tercipta.

Dan sekarang Mama Wulan sudah tergagap, duh Mama Wulan mendadak jadi syok berat.

Antara percaya atau tidak, Mama Wulan ingin  menolak percaya, bisa jadi ini hanya bagian dari rencana mereka.

Tapi kalau nanti Seviana beneran hamil bagaimana. Sedangkan bukti menunjukkan bahwa Seviana hanya bersama Dio saja.

"Kamu jangan bohong Dio, hanya karena ingin memisahkan kami, kamu sampai bikin rencana seperti ini, nggak akan mempan," Ucap Damar.

Iya! Gak akan mempan. Tapi yang namanya seorang ibu, tentu saja terdapat kekhawatiran. Bagaimana kalau nanti Seviana hamil beneran, dan Dio tidak mau mempertanggung jawabkan.

Duh! Nunmurina ~

"Terserah mau percaya atau tidak. Tapi yang sebenarnya … sebulan yang lalu … " Dio menggantungkan ucapannya. Tapi ini memang harus Dio lakukan.

"Kami … sudah melakukan 'itu', dan Seviana dalam masa subur waktu kami berhubungan, saya … s-saya terlalu khilaf jadi … " Ucap Dio menggantung terus.

Sejujurnya Dio benci harus berbohong, apalagi menyangkut tentang masalah reproduksi, tapi Dio sudah terlanjur kelepasan, jadi Dio memang harus teruskan agar lebih meyakinkan.

"Maaf, saya tidak bisa menahan diri. Awalnya saya lari dari tanggung jawab, tapi saya rasa … saya terkesan jadi seorang pengecut," Ucap Dio menunduk dalam.

Dimana Mama Wulan sudah menjambak rambutnya kasar, Damar pun sudah geleng-geleng kepala. Kedua anak itu benar-benar sudah kebablasan dalam bergaulnya.

"Jadi saya dan Seviana ingin memisahkan hubungan kalian karena saya ingin bertanggung jawab atas perbuatan saya," Dio menghembuskan napas.

"Kalo Tante mau saya pergi dan lari dari tanggung jawab ini, saya akan turuti. Toh saya gak akan pernah rugi kalau seandainya Seviana mengandung anak saya!"

Geloh! Bicara apa Dio barusan, hari ini Dio melakukan drama yang berlebihan. Ingatkan Dio kalau setelah ini harus sikat gigi plus mandi kembang tujuh rupa pake air tujuh sumur selama tujuh hari tujuh malam.

Plakk

Tamparan keras di wajah Dio, hadiah khusus dari Mama Wulan karena sudah berani menggagahi putri semata wayangnya, begitu juga tamparan keras untuk kedua orang tua itu.

Benar-benar sudah gagal mereka menjadi orang tua. Yang mana kedua anak mereka yang sudah beranjak dewasa itu sudah main keluar-masuk oke saja tanpa sepengetahuan mereka.

"Berani berbuat, berani bertanggung jawab!" Ucap Mama Wulan.

Mama Wulan sudah tidak bisa berpikir jernih lagi. Yang ada dipikirannya hanya bagaimana nanti kalau Seviana punya anak tapi tidak punya Ayah. Jangan sampai itu terjadi.

"Sayang! Mereka pasti cuma bohong, kalo mereka sudah melakukan hubungan. Kalo kamu Dio, memang sudah melakukannya bersama Seviana, jelaskan secara rinci di mana kalian berbuatnya," Ucap Damar

Baiklah, pertanyaan Damar terlalu frontal. Masa hubungan ranjang Dio dan Seviana yang sepenuhnya halulita dan realitanya hanya kebohongan harus dijelaskan secara rinci. Fix! Ini gila.

"Sev, kamu jangan diem aja. Saya malu kalau harus jelasin ini sendirian." Dio menggamit pinggang Seviana.

Seviana syok tingkat akut. Wah gila, Dio sedang geser kah otaknya atau bagaimana?. Yang langsung Seviana menatap intens manik Dio hingga menambah kegugupannya.

My Lovely Bantet Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang