17🌾

577 52 6
                                    

"Bagaikan lagit. Di sore hari. Berwarna biru. Sebiru hatiku ~"

Ya seperti itu Seviana kalau sedang kumat-kumatnya. Padahalkan ini sudah malam, bukan sore lagi. Geser kali otak Seviana waktu Dio suruh lari tadi.

Dan iya, jangan lupakan bahwa lari-larian ini sudah berjalan selama dua minggu. Dan ya, tubuh Seviana sekarang pun sangat ideal, bisa di bilang berisi. Tau sendiri tubuh Seviana berisi dibagian mana, Ehm.

Dan satu lagi, rencana untuk memisahkan MamaWulan dan juga Damar yang sudah mereka jalankan selama dua minggu ini bisa di katakan semuanya berhasil.

Mulai dari yang ada di restoran waktu itu, di Kantor tempat Mama Wulan bekerja. Membuat kesalah pahaman antara Mama Wulan dan Damar dengan bantuan akting Seviana lagi.

Kemudian menggagalkan acara dinner sekaligus acara permintaan maaf Damar untuk Mama Wulan. Dan yang paling sukses besar adalah hari ini, dimana sebuah ide gila ala-ala sinetron itu muncul tiba-tiba.

Ide gila ala-ala sinetron itu adalah menyewa seorang wanita untuk mengatakan bahwa dia adalah pacar Damar, mengatakan bahwa dia sudah hamil dan akan dinikahi. Baiklah, katakan saja ini sudah terlalu mainstream, tapi dampak nya sungguh antimainstream.

Yaitu Mama Wulan yang akan pergi tapi dihalangi oleh Damar dengan memohon-mohon. Kemudian Mama Wulan yang sudah bermain tangan pada pipi mulus Damar, bahkan sudah memaki nya habis-habisan.

Tapi yang membuat Seviana dan Dio heran. Kenapa mereka berdua tidak langsung mengakhiri hubungan.

Di mana dapat terdengar jelas percakapan mereka berupa …

"Sayang... please! Aku tuh setia sama kamu... baiklah!! Aku akan cari bukti sebenarnya bahwa aku emang gak salah!"

"Aku akan percaya sama kamu setelah kamu bawa bukti ke aku. Tapi sebelum kamu dapet bukti, jangan pernah ketemu aku."

Kampret kan!. Apa susahnya sih bilang 'KITA PUTUS' ?. Entahlah, Seviana dan Dio pun tak habis pikir.

"Kayanya lagi bahagia, kenapa nih?," Ucap Dio.

"Gue bahagia, karena sedikit lagi nyokap gue dan bokap lo, putus!"

"Kayanya bukan cuma karena itu aja."

"Bangsyrull … Lo cenayang ya?" Seviana sudah pasang muka takjub luar binasa.

"Enggaklah, mana ada!"

"Tapi kok lo bisa tau yang ada di pikiran gue?"

"Feeling aja."

"Ya angpon, piling gut bat sih lo. Belajar dari mana? Anjayy!"

"Bakat terpendam."

"Gilak!. Bakat terpendam lo unik juga, kapan-kapan ajarin gue juga dong."

"Jadi? Mau cerita kenapa?"

"Gue seneng aja karena tadi temen-temen gue bilang ... kalo badan gue tuh ideal sekarang, keliatan lebih seksoi katanya. Haha ya ampun sumpew bahagia banget gue. "

"Ouhh bagus deh jadi ngga ada yang bakal body shaming lo lagi … terus nyokap gimana" Ucap Dio.

Entah mengapa jadi terlintas pertanyaan itu. Soalnya seperti masih ada yang mengganjal di dalam hati Dio. Apa selama dua minggu ini, Seviana belum juga baikan sama Mama Wulan.

"Ya ... gue sih masih ngerasa kesel aja sama nyokap gue. Dan setelah cekcok sama nyokap waktu itu … gue tambah jauh." Tutur Seviana.

"Maaf ya, Sev. Karena gue lo jadi tambah jauh sama nyokap."

My Lovely Bantet Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang