Di hanya melongo sesaat. Bukannya apa-apa, sekarang para orang tua malah sibuk bertengkar di sini. Mereka malah memperdebatkan hal yang teramat sangat tidak penting sekarang.
Sepertinya ucapan Dio barusan malah membuat Papa Aldi naik pitam, tapi di sini bukan mereka berdua yang di salah kan. Sebab Papa Aldi malah mempermasalahkan cara didik Mama Wulan yang tidak becus sama sekali.
Apa mereka tidak melihat wajah Seviana yang semakin pucat. Apa mereka tidak kasihan dengan Seviana.
"Bagus ya Wulan! Dulu tentang hak asuh kamu yang bela-belain setengah mati. Tapi setelah kamu dapet hak asuh Seviana kamu malah bertindak semena-mena!"
"Maaf ya, Mas. Aku sibuk kerja, itu juga buat hidup Seviana, secara kamu ini gak pernah ikut andil dalam mengurus Seviana!"
"Yang setiap bulan aku kirimin ke Seviana itu apa? Egois kamu jadi orang tua."
"Tiap bulan? Tiap bulan kamu ngapain?. Kalo aku nggak cari uang, gimana caranya aku bertahan hidup sama Seviana? Jangan ngaco kamu, Mas!"
"Aku selalu ngirimin uang buat kebutuhan Seviana selama ini lewat Joy kok, iya kan Joy."
"Apa? Kamu kirim uang?. Mana ada!, setelah kita pisah dan kamu nikah lagi, kamu nggak pernah sepeserpun kasih uang buat kebutuhan Seviana."
"Joy! Jawab, kamu kirimin uang bulanan Seviana atau enggak?"
"Enggak! Buat apa aku kirim ke Dia, Kita juga butuh uang kok," Ucap Joy enteng
Plakkk
Tamparan melayang tepat di wajah seorang Joystick Virginia Amoxicillin. Sekarang Ilalang Chanwoo Reynaldi benar-benar murka, ternyata istri baru nya itu sangat-sangat keterlaluan.
"Jadi selama ini kamu gak kirimin uang buat Seviana? Keterlaluan kamu Joy!" Aldi menatap nyalang pada Joy yang sedang mengusap-usap pipi bekas tamparan tadi.
"Denger kan apa yang di bilang sama Istri tercinta kamu itu? Wajar kalo aku tinggalin Seviana buat kerja nyari uang!" Sinis Wulan.
"Kamu tetep salah, Wulan!. Coba kamu bisa bagi waktu buat Seviana. Gak akan anak aku ngelakuin hal-hal menyimpang kaya gini!. Coba dulu Seviana tinggal sama aku, gak akan anak aku ini terjerumus ke hal negatif kaya gini." Aldi murka, emosinya bergejolak. Benar-benar meluap sekarang dan tidak terkontrol.
"Seviana anak aku juga ya, Mas!."
"Kamu gak becus jadi orang tua, kenyataannya kamu malah sibuk pacaran sama pacar kamu itu. Pantes lupa kalo punya anak!" Sinis Aldi balik.
Sebenarnya di antara mereka berdua masih ada rasa, sayang ego mereka terlampau tinggi hingga sulit untuk turun kembali.
"Loh! Kenapa anda nyalahin saya juga!" Damar naik pitam.
"Jelas kamu salah. Harusnya kamu juga ngerti kalo Wulan itu seorang ibu. Anaknya di rumah juga butuh perhatian. Bukan cuma merhatiin kamu aja!" Papa Aldi tambah emosi.
"Ya harus nya anda juga bisa ngasih perhatian sama Seviana. Anda juga orang tua Seviana. Enggak tanggung jawab banget!" Sahut Damar.
"Mas Aldi juga punya Istri. Gak harus perhatiin Seviana. Lagi pula hak asuh udah jatuh ke tangan Wulan. Jadi jangan salahin Mas Aldi dong!" Joy pun ikut campur.
"JOY DIAM!" Teriak Aldi.
"Jadi kamu nyalahin aku, Joy?" Mama Wulan emosi.
"Iyalah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bantet Girl ✔
أدب نسائي[Book 1] "Mbak yang Gendut! silahkan" Selalu saja begitu, dan ini sudah kesekian kalinya gadis itu di omong Gendut, Gemuk, dan para jajarannya. Gendut itu bukan ukuran kecantikan, tapi kenapa orang gendut selalu di pandang remeh sih!, Bikin yang pu...