“Karena pada akhirnya, aku lah yang harus terluka” _ Seviana Ferandita Reynaldi
🌹🌹
Saat semuanya tak lagi sama, mana mungkin kamu bisa bertindak seolah kamu baik-baik saja...
Saat kamu merasa tidak dibutuhkan oleh siapapun lagi, untuk apa kamu terus berada di bumi...
Saat dunia ini tak lagi memihak pada diri mu, mana mungkin kamu akan terus bertahan…
Saat perjuanganmu sudah tidak dihargai lagi, maka detik itu juga kamu harus pergi. Meninggalkan mereka yang egonya terlampau tinggi untuk bisa memahami.
Itu definisi kehidupan seorang Seviana Ferandita Reynaldi saat ini. Seorang gadis kelas dua belas SMA yang sudah digeprek mentalnya sejak usia remaja.
Terlalu banyak tekanan yang ia terima. Terlampau sedikit human yang memberi perhatian padanya. Seviana selalu mencoba tegar untuk menghadapi semuanya.
Bahkan Seviana punya motto hidup yang bunyinya 'jalani apa yang ada', itu semua hanya agar Seviana punya pikiran positif untuk lebih bisa menjalani kehidupan yang mungkin amat menyedihkan untuk Seviana.
Tapi ada saatnya manusia punya titik terendah di mana apa yang dia lakukan selama ini hanya sia-sia. Sampai pada akhirnya Seviana terlalu lemah untuk menghadapi kejamnya dunia.
Dunia seolah tidak mau berbaik hati pada seorang Seviana yang pernah punya bentuk tubuh kurang ideal. Dunia seolah ikut membenci Seviana dengan keluarga broken nya. Dunia seolah enggan memberikan setitik kebahagiaan untuk Seviana.
Padahal dulu bukan keinginan Seviana punya bentuk tubuh yang kurang ideal. Padahal bukan keinginan Seviana hidup dalam keluarga yang memutuskan perceraian adalah jalan akhirnya.
Padahal semuanya di luar kehendak Seviana.
Tapi kenyataannya. Dunia tetap tidak adil untuk Seviana.
Apa Seviana tidak berhak bahagia?
Apa Seviana tidak punya harga di mata mereka semua?
Apa …
Apapun itu, Seviana tidak perduli lagi. Seviana sudah lelah menampakkan sisi ketegarannya. Dan yang terlihat sekarang hanya sisi lemahnya.
Mungkin harusnya Seviana tidak menampakkan sisi lemahnya. Tapi mana bisa Seviana tidak rapuh saat tidak ada yang menopangnya.
'Woii anjing! Kalo mau mati jangan di tengah jalan!!'
'Dasar gila! Mau mati ya mati aja. Jangan ngehalangin jalan orang!'
'WUASUUU! punya mata tuh dipake!. Jalanan masih lebar. Bisa jangan di tengah-tengah!'
'BANGSATT!'
'DIANCOKK!'
'KAMPANG!'
Hanya seperti itu terus dari tadi. Makian dari orang-orang yang terkadang lewat sambil mengumpati Seviana.
Baiklah. Seviana yang salah, Seviana jalan bukan ditempatnya. Bukan di trotoar, zebracross ataupun JPO. Tetapi di tengah jalan.
Tapi bukan umpatan mereka yang Seviana ingin dengar. Bukan mulut-mulut pedas mereka yang Seviana ingin dengar. Bukan kata-kata kasar mereka yang Seviana ingin dengar.
Seviana hanya ingin pergi. Pergi dari dunia sekejam ini. Tapi yang ada orang-orang malah membuatnya semakin merasakan sakit hati. Mereka semakin membuat Seviana ingin mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bantet Girl ✔
ChickLit[Book 1] "Mbak yang Gendut! silahkan" Selalu saja begitu, dan ini sudah kesekian kalinya gadis itu di omong Gendut, Gemuk, dan para jajarannya. Gendut itu bukan ukuran kecantikan, tapi kenapa orang gendut selalu di pandang remeh sih!, Bikin yang pu...