~'Jalani apa yang ada, Lakukan semampunya, kalau sudah waktunya, maka akan ada saatnya dimana mereka mengenal bahwa inilah 'Aku' seutuhnya'~
Seperti itu motto hidup seorang Seviana Ferandita Reynaldi. Gadis kelas dua belas SMA yang kurang ideal bentuk tubuhnya. Yang bersikap masa bodoh dihadapan teman-temannya. Namun rapuh di dalam nya.
Seviana rapuh dalam segi kasih sayang orang tua. Seviana rapuh dalam segi asmara. Seviana rapuh dalam segi apapun. Hanya saja Seviana selalu punya cara untuk menutupinya.
"Kenapa kita ke sini??" Tanya Seviana pada Dio.
Entahlah, tapi Dio membawa Seviana ke sebuah tempat dimana Seviana belum pernah datangi sebelumnya. Tapi Seviana suka. Indah.
Tempat ini sangat-sangat indah, terutama di malam hari. Ada begitu banyak kerlip bintang di angkasa sana. Membuat Seviana takjub karenanya.
"Ini tempat penenangan gue" Ucap Dio yang sudah memandang jauh ke langit sana.
"Dan gak ada yang tau tentang tempat ini, karena ini tempat rahasia gue, gue selalu renungin semua masalah gue di sini"
"Ini tempat rahasia lo, dan elo ngasih tau tempat ini ke gue? Kenapa?"
"Karena lo butuh ketenangan. Dan mulai sekarang kita adalah tim!" Tutur Dio.
Sedangkan Seviana hanya mengangguk dan ber 'oh' ria saja mendengar ucapan Dio.
Kalau bisa Seviana mendefinisikan tempat ini maka hanya satu kata, indah. Itukan yang Seviana bilang sebelumnya.
Sebuah tempat yang jauh dari hiruk pikuk kota. Sebuah tempat dengan pohon tumbang tempat duduk mereka. Dengan hamparan danau nan jauh di sana. Rumput hijau yang basah berembun terbentang luas.
Hanya ada penerangan remang-remang dari sorot lampu taman yang tak begitu jauh di belakangnya. Selebihnya penerangan dari gemintang dan rembulan yang belum sepenuhnya purnama.
Biasanya tempat ini akan ramai di kunjungi saat siang. Tapi karena hari sudah malam tentu saja sepi orang. Hanya mereka berdua, yang saling diam mencari ketenangan dalam diam.
"Lo sering ke sini?" Seviana angkat bicara.
"Hm"
"Sendirian?"
"Hm"
"Gak takut??"
"Hm"
"Hm apa??"
"Enggak!"
"Entar kalo ada orang jahat gimana?"
"Yang ada di pikiran gue cuma ketenangan. Bukan yang aneh-aneh!"
"Oh… em… Lo…" Seviana berpikir keras mencari topik pembahasan. Paling tidak mengusir keheningan yang sedang terjadi sebab mencari ketenangan.
"Mau tanya apa lagi??" Seloroh Dio. Seviana menggeleng.
Jujur saja, Seviana bingung setengah mati. Seviana kan tidak pernah dalam keadaan berduaan dengan laki-laki. Malam lagi. Lalu tempatnya sepi. Nanti kalau ada yang khilaf, maka sudah takdir illahi. Semoga saja tidak terjadi, tolong diamini!.
"Udah tenang?" Giliran Dio yang bertanya.
"Udah!"
"Mau pulang?" Tawar Dio
"Kemana??"
"Ke Rahmatullah… ya ke rumah lo lah, dasar Cewek Bantet!"
"Gak!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bantet Girl ✔
ChickLit[Book 1] "Mbak yang Gendut! silahkan" Selalu saja begitu, dan ini sudah kesekian kalinya gadis itu di omong Gendut, Gemuk, dan para jajarannya. Gendut itu bukan ukuran kecantikan, tapi kenapa orang gendut selalu di pandang remeh sih!, Bikin yang pu...