Caution!
Wet flor😅🌹🌹
"Lo apa-apaan sih, gue kan baru dateng, belum juga duduk. Apalagi sampek minum jus. Kok main geret pulang aja!." Misuh Syafiq.
"Udah … mereka lagi ada urusan, jangan ikut campur urusan orang tua, kualat nanti." Sahut Amara.
"Ya tapi …"
"Mumpung kita lagi barengan nih, gimana kalo ke kafe biasa kita dulu nongkrong?" Celetuk Nauval
"Pinter lo Min!" Sahut Fahri.
"Iya dong, kemaren Mimin abis jalan-jalan endorsean ke Maroko." Sahut Faris.
"Guoblok! Kaya apa aja gitu. Kan waktu itu udah pernah dibilang jangan suka ng-endorse," Ucap Aditya.
"Iya deh iya, kalian semua suci aku penuh dosa!." Sahut Faris.
"Udah yuk, gue udah laper nih," Ucap Dimas.
"Ra? Lo naik motor sama gue aja ya," Ucap Fahri
Sial, begitu saja wajah Amara sudah jadi merah lagi.
"Ya ampun Ra, gitu aja langsung nge-blush." Nyinyir Habib.
"Udah ah cepet! Panas nih lama-lama." Amara mengalihkan topik pembicaraan.
Yang langsung diangguki oleh yang lainnya. Mereka menjalankan motornya meninggalkan rumah Seviana.
Tapi di tempat lain. Seviana dan Dio sedang duduk bersebelahan di sofa. Namun juga mendapat tatapan mengintimidasi dari Mama Wulan dan juga Damar di sana.
Aduh, kenapa jadi awkward gini suasananya. Seviana dan Dio tertunduk karena ada Mama Wulan dan juga Damar yang juga duduk si seberang mereka. Sambil sesekali Seviana dan Dio saling pandang.
Mama Wulan sudah melipat siku, begitu juga dengan Damar yang sudah mengangkat sebelah kakinya. Memberikan tatapan horor pada mereka berdua.
"Jadi, kalian tau salah kalian apa?" Mama Wulan angkat bicara.
"Kenapa sih Ma? To the point aja." Sungut Seviana.
"Kalian bener gak tau kesalahan kalian di mana?" Tegas Mama Wulan, sedangkan Damar hanya memberikan tatapan sinis nya pada mereka berdua.
Jadi sekarang Seviana tau dari mana asal mata bulat setajam elang milik Dio. Tentu saja dari Ayahnya alias Damar.
"Gak, eh! Om Damar liatinnya biasa aja dong, matanya udah kaya mau copot gitu." Nyinyir Seviana.
Sial!, ingatkan Seviana untuk cuci mulut, cuci tangan, cuci kaki, kalo perlu cuci rumah ini nanti karena Seviana sudah memanggil Damar dengan sebutan 'om'. Kalau bukan karena Seviana menghormati Dio di sebelahnya ini, Seviana sudah akan memanggil Damar dengan kata 'Lo-Gue'.
"Baik kalo kalian gak tau kesalahan kalian di mana, akan saya kasih tau. Masuk!" Titah Damar pada seseorang yang entah siapa.
Tingkat kekepoan Dio dan Seviana meningkat. Membuat mereka menoleh ke arah luar sana melihat siapa orang yang dipanggil Damar tadi. Hingga sampai orang itu masuk…
Damn Shit!. Dua orang wanita, anggap saja saksi. Saksi dari beberapa rencana mereka yang sudah berhasil Seviana dan Dio lakukan sebagai tim selama dua minggu ini.
"Setelah melihat mereka berdua, apa kalian sadar di mana kesalahan kalian?" Tanya Damar.
Ah … Kenapa Dio lupa sih! Kan Ayahnya dulunya ini mantan intel nya polisi. Jadi kalau untuk seperti itu pasti sangat mudah sekali mencari jejaknya. Apalagi mereka ini masih amatiran dalam melakukan taktik kejahatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bantet Girl ✔
ChickLit[Book 1] "Mbak yang Gendut! silahkan" Selalu saja begitu, dan ini sudah kesekian kalinya gadis itu di omong Gendut, Gemuk, dan para jajarannya. Gendut itu bukan ukuran kecantikan, tapi kenapa orang gendut selalu di pandang remeh sih!, Bikin yang pu...