Berteman dengan luka, menggenggam ribuan duka. Mengintonasikan kata tanpa suara.
Terkungkung dalam angan tanpa jeda
Masihkah aku berharga?
Berhak kah aku bahagia?
_ Seviana Ferandita Reynaldi _
🌹🌹
Tumpukan berkas berserakan di meja kerjanya, ini adalah hari yang melelahkan. Meeting dengan klien, bermain saham, berusaha yang terbaik untuk mendapat tender besar, dan segala kesibukan lainnya.
Di sini dia berada, di ruangan cukup besar dengan segala tumpukan map dan juga berkas-berkas penting di meja kerja nya. Orang itu sedang duduk bersandar di kursi kebesarannya, mengistirahatkan penat tubuhnya selama seharian bekerja.
Ya, Rayhan Dio Adinata, seorang CEO muda yang meneruskan perusahaan WIBISONO GROUP.
"Misi oy, ada berkas yang kudu di tanda tangani nih." Ucap asisten pribadi Dio yang main masuk ke ruangan tanpa ketuk pintu terlebih dahulu.
Shiaaaa-!
Benar-benar kekurangan akhlak human satu itu. Untung teman, kalau bukan, sudah Dio tendang dari lantai lima ke bawah sana. Biar sekalian death.
"Yang sopan kamu sama atasan!" Sinis Dio.
"Mehh Yo, anjip nih human, kaya kagak tau kebiasaan gue aja lo," ucap nya tanpa tau malu.
"Iya-iyaa, semenjak lo yang jadi asisten pribadi gue, ruangan ini udah hilang ketenangan nya," ucap Dio.
"Seenggak nya, gue udah bantu cairin sifat dingin lo selama ini. Makasih dong sama gue!" Orang itu mendecih sinis.
"Ri, lo dari dulu nggak ada perubahanya ya. Heran gue," ucap Dio.
"Alfahrian Chanyeol Wibowo mana pernah berubah, kan gue gak lagi makan odading yang rasanya seperti menjadi ironmen" ucap Fahri dengan cengirannya.
"Bodo lah bodo, mana berkasnya bawa sini." Sinis Dio.
"Aelah, santay Yo. Nih berkasnya" Fahri mengulurkan berkasnya ke arah Dio.
Yang langsung dengan cepat Dio tarik berkas itu dan menandatanganinya.
"Ini aja? Berkas yang lain dari klien yang kemarin kita ajak meeting mana?" Tanya Dio
"Wuihh, workaholic sekali anda wahai bapak Rayhan Dio Adinata yeteha, Ada kok tenang aja, nanti gue am ..."
Terhenti sejenak, dering ponsel Dio menggagalkan ucapan Fahri barusan. Hingga Dio memutuskan mengangkat panggilan dan ...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Bantet Girl ✔
ChickLit[Book 1] "Mbak yang Gendut! silahkan" Selalu saja begitu, dan ini sudah kesekian kalinya gadis itu di omong Gendut, Gemuk, dan para jajarannya. Gendut itu bukan ukuran kecantikan, tapi kenapa orang gendut selalu di pandang remeh sih!, Bikin yang pu...