24🌾

561 46 4
                                    

"GUOBLIK! SINI LO, JANGAN KABUR!" Seviana masih main kucing-kucingan dengan Dio.

Sumpiw!, Seviana gedek banget lihat wajah Dio sekarang. Bahkan sampai-sampai bakmi pesanan Seviana pun terabaikan, fokus nya hanya pada Dio seorang saja sekarang.

"SEV-SEV! MAAF ELAH," Ucap Dio yang berlari mengelilingi ranjang Seviana. Menghindari kejaran Seviana yang sudah membabi buta.

Gilak, emosi Seviana meledak sekarang. Dio ini ... jan, sudah teramat sangat keterlaluan. Pantas kan kalau Seviana marah sekarang?

"Ini semua gara-gara lo tau gak! Batalin pernikahan kita! Gue gak mau nikah sama cowok sadis kaya elo!" Seviana melempar bantalnya pada Dio yang ada di sisi seberang sana.

"Dan gue juga gak mau punya istri cewek bantet kaya elo!" Ucap Dio yang menghindari lemparan bantal dari Seviana.

"Sori! Gue udah body goals ya!"

"Bagi gue lo tetep jadi cewek bantet!"

"Ya udah yang penting batalin!" Rengek Seviana yang sudah menyerah mengejar Dio.

"Pernikahan ini batal, sama dengan membatalkan hubungan mereka yang baru putus, Sev. Lo mau mereka balikan lagi?"

"Y--ya tapi ... gak dengan kita nikah juga ..." Seviana duduk di pingiran ranjang.

"Cuma itu cara satu-satunya, Sev." Dio ikut duduk di samping Seviana.

"HUAAAA LO BEGOK SIH JADI ORANG!" Teriak Seviana yang sudah memukul Dio dengan bantal guling.

"Y--ya, terus gue harus gimana, ini udah kejadian Sev."

"PAKE CARA LAIN DONG!" Seviana merengek habis-habisan.

"Cara satu-satunya cuma kita nikah, Sev. Hubungan mereka akan putus seiring dengan hubungan kita yang baru dibangun."

"Lo kenapa sih harus pake drama kaya gitu segala!" Seviana sudah cemberut sekarang.

"Gue keseringan baca novel yang ada adegan kaya gitu nya, jadi otak gue cuma kepikiran itu. Lagian gue mau ngejelasin ke mereka juga percuma, nggak bakalan paham." Jawab Dio dengan penuh ketenangan tingkat jagat raya.

"Menurut lo kisah kita bakalan sama kaya cerita novel yang lo baca, gue gak mau sampek hubungan kita itu dimulai dari kebohongan," Ucap Seviana yang sudah gregetan luar binasa pada cowok sadis di sampingnya ini.

"Menurut novel yang gue baca, mereka bahagia-bahagia aja. Yang dari awalnya benci juga jadi cinta."

"Lo jangan bandingin kisah kita ama novel dong!"

"Lah? Gue salah? Cerita kita juga bisa jadi novel loh nanti."

Ya gusti ... Dio ini memang ciri human yang memang menyebalkannya di luar nalar. Tulung, kamera mana kamera?? Seviana tidak kuat, mau nyerah saja.

"Oke gini ya gini sekarang gini." Seviana tambah gregetan.

"Lo mau nikah sama gue? Jadi gini, pernikahan itu nggak bisa sembarangan nikah abis itu pisah. Pernikahan itu komitmen, gue mau gue cuma nikah sekali seumur hidup gue. Nah, dari sini lo paham kan?"

"Paham apa?"

Astutii ... kenapa Dio tidak paham-paham sih dari tadi, rasanya Seviana ingin menusuk-nusuk seluruh tubuh Dio dengan jarum. Baiklah, Seviana sabar.

"Gue nggak bisa nikah sama lo gitu aja, apalgi ..." Seviana menjeda. Baiklah Seviana akan ambil napas panjang sebentar. Jujur Seviana berat hati mengatakannya, bahkan Seviana pun tidak yakin dengan hatinya sendiri.

My Lovely Bantet Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang