Bonus Chap 1🌾

760 51 7
                                    

"hahh … hahh …" 

Napasnya tersengal, sesak habis-habisan. Ini sudah kesekian kalinya dia bangun dalam keadaan begini. Hampir berkali-kali mendapatkan mimpi yang sama mengerikannya.

Dan bila sudah dalam keadaan seperti ini, mau tidak mau dia harus segera bangkit dari ranjang kesayangannya dan bergegas pergi ke tempat itu.

02.30 WIB.

Bahkan mataharipun belum menampakkan eksistensinya di belahan bumi ini, tapi rasa khawatirnya lebih dominan dan mendorongnya untuk menemui orang yang telah memporak-porandakan hati dan pikirannya meskipun hanya lewat mimpi.

Rayhan Dio Adinata.

Laki-laki itu yang sedang terkungkung dalam rasa kekhawatiran yang luar biasa. Itu semua sebab gadis itu.

Seviana Ferandita Reynaldi.

Yang bahkan sedang terjebak dalam keadaan hidup dan matinya selama lima tahun ini.

Iya, Lima tahun berlalu. Tapi Seviana masih dalam keadaan yang sama, memprihatinkan dan mengkhawatirkan.

Dan selama itu pula, Dio selalu ada di samping Seviana meskipun Dio selalu sibuk dengan pekerjaannya. Tapi Dio selalu menyempatkan waktunya untuk melihat Seviana meskipun tetap seperti itu-itu saja. Tidak ada perubahannya.

Ah iya, Dio sekarang bekerja di perusahaan milik Ayahnya sendiri yang bergerak di bidang property. Dan sekarang Dio lah yang harus mengurusnya.

Dan ya, Dio lupa bercerita, jadi Ayahnya Damar dan juga Bunda Rani kembali membaik hubungannya. Mereka kembali mesra seperti dahulu kala yang mana membuat hati Dio semakin iri melihatnya.

Mereka berdua seperti remaja labil yang baru mengenal cinta, bahkan kemarin saja Dio sempat memergoki mereka berdua sedang asyik main cium-ciuman di dapur sana.

Jangan salahkan Dio, sebab Dio barusan pulang dari kantornya dan ingin mengambil minuman dingin di kulkas sana. Tapi yang ada penampakan Ayah dan Bundanya yang sedang bermesraan seperti itu.

Bahkan meski Dio tegur dengan suara dehaman yang sekelas dengan batuk yang berteriak itu pun tidak dihiraukannya. Dan yang Dio dapat malah Bunda Rani yang balik nyinyir padanya yang berbunyi …

'Mangkanya cepet cari istri biar nggak keselek kalo Ayah sama Bunda lagi mesra-mesraan.'

Damn shit!

Tapi bukannya mereka menghentikan aksi mesra-mesraannya malah melanjutkannya. Alhasil masakan Bunda Rani jadi gosong semua, dan mau tidak mau Dio yang harus masak lagi untuk makan malam mereka.

Dan ya, kemesraan itu bahkan masih berlanjut hingga mereka menghilang di balik pintu kamar mereka sendiri.

Geloh!

Benar-benar akhlaless sekali orang tua Dio ini, membuat Dio tidak henti-hentinya menyinyiri kelakuan mereka meskipun hanya dalam hati.

Baiklah skip saja yang adegan cerita itu, soalnya kalau Dio ingat-ingat jadi sensi sendiri, habisnya Dio jadi punya sindrom uwuphobia dengan kemesraan mereka.

"Dio mau kemana!"

Itu teriakan Bunda Rani yang barusan dari dapur dan akan kembali ke kamarnya. Yang mana teriakan itu tidak Dio indahkan sama sekali.

Dio tetap sibuk memakai jaket merahnya, yang lalu menutupkan tudungnya ke kepala dengan menuruni anak tangga. Sibuk mencari kunci mobil di nakas depan sana, tetap mengacuhkan omongan Bunda Rani yang tetap kepo maksimal.

My Lovely Bantet Girl ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang