Jangan lupa untuk Voment y. ><
Enjoy the chapter!***
Aku memekik antusias ketika semua makanan datang. Begitu pelayan meletakkan semuanya ke atas meja, dengan sigap tanganku langsung meraih dan memakannya.
"Ya, anak baru kau tidak pernah makan makanan mahal ya?" Tanya Jimin menatapku jijik.
Aku membulatkan mata dan menatapnya benci. "Berani sekali kau menghinaku. Kau ingin bertengkar?"
"Seharusnya seorang gadis itu makan dengan anggun supaya pria yang melihatnya jatuh cinta. Kau ini punya kelainan ya?"
Aku menendang kakinya keras. "Kau ini menyebalkan sekali sih! Kalau kau tidak mau melihatku, pindah meja saja sana!"
Jimin memekik dan mengelus tulang keringnya. Huh, rasakan. Sampai berdarah sekalian. "Kau kasar sekali astaga."
"Tidak peduli." Balasku lebih memilih melanjutkan acara mukbang besarku. Lagipula kapan lagi aku akan makan sebanyak ini? Setiap kali aku makan, Taehyung yang akan menghabiskannya. Dasar adik jahanam.
Oh ya, ngomong-ngomong soal Taehyung, aku cukup penasaran kemana Jungkook akan mengajaknya. Aku tidak terlalu khawatir sih karena menurutku Jungkook itu masih lebih normal jika dibandingkan dengan adik tololku ataupun Park Jimin yang bahkan baru hari ini kukenal.
"Anak baru."
Aku menatapnya malas. "Apa?"
"Kurasa aku pernah mendengar tentangmu di suatu waktu."
Aku mengindikkan bahu acuh. "Kau pasti pernah mendengar gosip tentangku. Aku ini pindah sekolah ratusan kali. Mana mungkin tidak."
"Kenapa?"
Melihatnya penasaran, aku lebih memilih menjahilinya. "Kenapa? Kau penasaran ya dengan kehidupanku? Mulai jatuh cinta?"
Aku sukses tertawa melihat rautnya yang berubah datar. "Kau itu terlalu percaya diri, Kim Hyebin."
"Kau tahu namaku? Sejak kapan?" Tanyaku terkejut karena kukira pria ini tidak tahu namaku.
Entah kenapa tiba-tiba saja Jimin menjitak kepalaku.
"Ya!"
"Kau itu bodoh ya makanya dipindahkan?"
"Kau mau mati?" Tanyaku kesal.
"Kita semua itu punya name tag. Aku bisa melihat namamu, oh dan juga-dadamu yang tidak kelihatan itu."
D-dada yang tidak kelihatan?
Langsung saja kutengok ke arah sudut kiriku. Begitu menyadari yang dia maksud itu-langsung kutendang lagi kakinya.
"Dasar bajingan mesum!"
Jimin terbahak dan menatapku mengejek. "Kau itu bukan tipeku. Lekuk tubuhmu saja setipis triplek, bagaimana mungkin dengan percaya dirinya kau mengatakan akan membuatku jatuh cinta?"
Entah kerasukan dari mana, aku berdiri dan berjalan ke arah kursinya. Aku menarik kursi miliknya hingga mundur sedikit dan menatapnya.
"Kau mau apa huh? Memperkosaku?"
"Mungkin." Ucapku mengindikkan bahu. Aku duduk di atas pangkuannya dan melihat wajahnya berubah terkejut.
"Ya! Kau gila? Turun!"
Aku tersenyum dan menyamankan posisi. "Kenapa? Kau takut? Jantungmu berdebar?" Kulingkarkan tanganku ke belakang lehernya. Entahlah, mungkin aku memang sudah tidak waras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy | PJM ✔
Fanfiction[COMPLETE•Follow first] † "He is a bastard, a fucking idiot, and the sexy one." Namanya Park Jimin. Tampan sih, aku akui. Keren dan juga seksi untuk pria berumur 18 tahun. Tapi menurutku semua keunggulan itu tertutupi oleh sifat bajingannya. Dia ada...