sebelumnya disini ada ga yg main tele? nanya aja si, siapa tau adaa. 😶🙆
***
"Jim, tenang ya? Aku yakin semuanya akan baik-baik saja. Percayalah padaku." Aku tersenyum tipis dan meraih tangan Jimin yang tampak tidak bisa diam. Kami sedang berada di dalam taksi menuju ke bandara internasional Incheon.
Jimin menoleh dan menatap ke arahku. Ia balas memegang tanganku erat. "Kenapa kau ikut? Sudah kubilang kan, kalau aku yang akan mengatasi semuanya."
"Meski menurutmu aku ini bodoh dan menyebalkan, aku pacar yang cukup setia kau tahu." Cibikku kepadanya. "Setelah sampai di bandara nanti, bicarakan baik-baik. Aku yakin Hyorim juga sudah tiba disana."
Jimin mengangguk. "Boleh aku menciummu?"
Aku spontan memundurkan kepala. Apa karena terlalu cemas, akhirnya malah menyebabkan kesalahan pada otaknya? Orang mana yang minta dicium pada saat-saat genting seperti ini?
"Jim, kita bahkan masih di taksi." Bisikku dengan ekor mata melihat ke arah sopir.
"Aku hanya terlalu cemas, biarkan aku menciummu sekali saja." Ucapnya masih saja bersikeras.
Aku menghela nafas dan akhirnya menatap Jimin malas. "Kita akan kehilangan harga diri, kau tahu?"
Jimin mengangguk senang dan mulai memanggut bibirku. Aku bahkan sudah tidak memikirkan apa kata sopir taksi yang melihat pelanggannya berbuat mesum di dalam mobilnya.
Jimin menciumku cukup lama, bahkan sampai aku harus menepuk dadanya guna menghentikan ciuman lantaran kehabisan oksigen.
"Dasar menyebalkan." Ucapku menatapnya dengan bibir yang memerah.
Jimin terkekeh dan memelukku sayang. "Terima kasih."
•••
"Jimin-ah, Hyebin-ssi," Panggil seseorang setelah kami masuk ke dalam bandara. "Syukurlah kalian sudah datang."
Aku tersenyum melihat Hyorim. "Apa kau sudah lama menunggu kami?"
"Aku sudah menjemput Ny. Park dan mengatakan bahwa aku menolak perjodohan."
"Apa?" Pekikku dan Jimin bersamaan.
"Bagaimana bisa? Maksudku kenapa tidak menungguku untuk mengatakannya?" Lanjut Jimin lalu mengacak surainya kesal.
Hyorim tersenyum. "Jika ada kau, semuanya akan makin rumit. Lebih baik aku yang membatalkannya."
"Lalu bagaimana dengan Ny. Park?"
Gadis itu mengindikkan bahu. "Awalnya dia hanya menganggap ucapanku lelucon, namun saat aku menegaskan ulang, dia malah meninggalkanku. Cih, dasar wanita gila."
Lain dengan Jimin, dia malah mengambil handphonenya dan berusaha menelfon seseorang.
"Jim, kau ingin menelfon siapa?"
"Ibuku. Aku hanya takut eomma malah menemui ayahnya Hyorim."
"A-ayahku?" Tanya Hyorim tak percaya. "Kenapa ayahku?"
"Dia mungkin ingin membujuk ayahmu, karena tahu kau keras kepala."
Hyorim berdesis kesal. "Kenapa wanita itu, dasar jalang!" Teriaknya kehabisan emosi. "Aku akan memasukkannya ke penjara."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy | PJM ✔
Fanfiction[COMPLETE•Follow first] † "He is a bastard, a fucking idiot, and the sexy one." Namanya Park Jimin. Tampan sih, aku akui. Keren dan juga seksi untuk pria berumur 18 tahun. Tapi menurutku semua keunggulan itu tertutupi oleh sifat bajingannya. Dia ada...