Flashback

1K 119 5
                                    

Two years before..



"Ya, Kim Hyeran. Kau serius? Kau mau membantu Jimin?"

Gadis berparas cantik itu tersenyum tipis begitu tangan Jungkook menahannya agar tidak pergi.

"Aku tidak tahan melihatnya menderita, Jungkook-ah. Aku minta maaf karena kali ini aku terpaksa tidak mendengarkanmu."

"Kim Hyeran." Tatapan Jungkook benar-benar mengisyaratkan gadis itu untuk berhenti. "Jimin juga akan menolak bantuanmu, tolong jangan lakukan hal bodoh hanya demi kepentingan orang lain."

"Jungkook-ah." Dengan perlahan, Hyeran melepas tangan Jungkook dari tangannya. Tersenyum begitu teduh, menenangkan. Memberitahu bahwa semuanya akan baik-baik saja. "Aku hanya menemui Ny. Park, hanya itu."

"Kalau dia mencelakaimu di jalan bagaimana hah?"

Hyeran menghela nafas dan memajukan diri. Membelai wajah mantan kekasihnya itu begitu lembut. "Aku sayang padamu. Aku minta maaf karena pada saat Hyorim dijodohkan denganmu, aku malah menyerah. Sampai akhirnya Hyorim malah memilih Jimin, disaat aku mulai mencintainya. Aku minta maaf, Jungkook-ah. Aku tahu aku bodoh, aku tidak layak mendapat perhatian darimu."

Jungkook tidak tahan untuk tidak memeluk gadis yang masih sangat dicintainya itu. Ia mempunyai firasat, kalau setelah ini semuanya tidak akan berjalan baik. "Aku mencintai mu, Hye. Tolong jangan pergi."

Dalam pelukan, Hyeran menggeleng samar. Diam-diam menahan air matanya yang hendak turun, tersenyum begitu tipis. "Aku harus pergi. Kita tidak tahu akhirnya akan seperti apa. Setelah menemuiku, mungkin Ny. Park akan berubah pikiran dan membatalkan perjodohan Hyorim dengan Jimin."

"Kalau anak buah wanita gila itu mencelakaimu bagaimana? Kenapa kau bersikeras ingin pergi seorang diri?"

"Agar saat hal itu terjadi, kau tidak ikut merasakannya bodoh." Ucapnya masih dengan senyuman. "Aku tidak mau pria yang kusayang meninggal begitu saja. Cukup aku yang berkorban."

"Kau tahu konsekuensinya kan? Jika ini tidak berhasil, Ny. Park tidak akan diam. Ini akan sulit, Hyeran-ah."

Hyeran mengangguk. "Aku tahu. Oleh karena itu aku sudah mempersiapkan segalanya. Jika aku meninggal nanti, tolong berikan surat ini pada Jimin. Aku tidak mau dia menyalahkan dirinya sendiri karena aku."

"Ya, Kim Hyeran."

Hyeran mengambil surat berwarna putih dari dalam tas lalu menyerahkannya pada Jungkook.

"Dan ini untukmu." Lalu gadis itu memberikan surat berwarna abu-abu kepada Jungkook. "Bacalah, saat aku tidak ada nanti."

Jungkook menggeleng. Baginya ini adalah situasi terkonyol yang pernah ada.

"Kenapa kau begitu bodoh sih? Kenapa sampai rela membiarkan orang lain merenggut nyawamu? Sudah kubilang, jangan menemuinya. Aku punya firasat buruk, Hyeran-ah."

"Aku tahu. Bagiku, 16 tahun hidup di dunia ini sudah lebih dari cukup. Anggap saja ini sebagai hukumanku karena mencampakan pria setulus dirimu begitu saja. Jadi tolong, relakan aku ya?"

Tapi bisa dicegah lagi, Hyeran tersenyum untuk terakhir kalinya dan masuk ke dalam taksi. Melambaikan tangan, seperti mengetahui bahwa itu adalah lambaian tangan terakhir darinya.

Karena satu jam setelahnya, terdengar berita bahwa terjadi kecelakaan besar di daerah Hannam Hill. Dan seperti yang Jungkook duga, kalau taksi yang ditumpangi Hyeran juga termasuk dalam kecelakan mengerikan itu.












***

Untuk Jeon Jungkook. Pria yang kusayangi sampai akhir hayatku.

Jungkook-ah, tolong jangan menangis.

Aku tahu kau sudah memperingatkanku sejak lama kalau semua ini akan terjadi. Disaat aku mulai memasuki kehidupan Jimin, aku mengerti segala ucapanmu. Dan bodohnya, aku terlalu naif untuk berbalik dan kembali padamu. Aku malah menyerah saat bersamamu, menyia-nyiakan pria yang begitu mencintai ku begitu saja. Aku minta maaf. Teramat.

Saat kau membaca surat ini, aku tahu bahwa aku sudah tidak ada lagi di dunia. Aku meninggal, dalam konteks yang begitu konyol. Lagi-lagi aku tahu kalau aku ini begitu bodoh.

Mati hanya demi cinta.

Ya, setidaknya aku senang karena aku bisa mewujudkan salah satu ungkapan itu di kehidupan nyata. Romantis dan kedengarannya heroik sekali bukan?

Dalam surat menyedihkan ini, aku hanya ingin mengatakan padamu untuk tidak menyalahkan dirimu sendiri atas segala yang terjadi. Ini benar-benar keinginanku. Jadi jangan merasa bersalah.

Aku ingin kau hidup lebih bahagia, meski tidak bersamaku. Cari gadis yang tidak bodoh, dan tentunya pintar. Agar disaat hal seperti ini terjadi lagi, dia pasti tidak akan membuat keputusan konyol sepertiku.

Aku rasa surat ini sudah terlalu panjang. Sekali lagi, terima kasih karena sudah mau menjadi bagian dari hidupku. Relakan aku, dan berbahagialah.

Salam,
Dari mantas kekasih bodohmu.
Hyerannie.










***

Tadinya gk pengen semuanya diumbar sekarang, tapi biar lbh ngerti dan jelas, kalian jg gk perlu cape-cape mikirin konflik nya, aku up. Hehe. Baik kan.😂

Bad Boy | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang