Fourty : Windup [End]

1.3K 122 8
                                    

"Atas dugaan pencemaran nama baik, percobaan pembunuhan, penggelapan uang dan korupsi, hakim memutuskan untuk memberikan hukuman penjara seumur hidup atas nama Park Haneun."

Begitulah akhir sidang yang seketika saja membuat seisi media gempar. Mereka tentunya tak menyangka, seorang pemilik Perusahaan ternama HN Prise melakukan segala kejahatan bahkan pembunuhan.

Sebenarnya pada sidang pertama, hasil sidang menyatakan bahwa Ny. Park berhak menerima hukuman mati. Namun setelah mempertimbangkan kembali, atas dasar keluarga dan juga hukuman mati yang sekarang sudah jarang digunakan, hakim memutuskan untuk menjatuhi hukuman seumur hidup kepadanya.

Kasus ini seketika saja menjadi naik daun di seluruh Korea Selatan. Terutama kepada orang-orang yang dulunya pernah bekerja di perusahaan HJ dan juga anak-anak sekolah Jimin dimana Ny. Park lah pemiliknya.

Dengan keputusan sang hakim itu juga, dendam keluarga Hyorim sudah terbalaskan sepenuhnya. Bahkan Kim Hyungjae yang sama sekali tidak curiga, sangat terkejut begitu mengetahui bahwa sekretarisnya sendiri yang tega menghancurkan perusahaan dan mengambil keuntungan dari semua itu.

Setelah sidang itu pula, dua hari telah berlalu. Beberapa aset yang diduga dibeli dari hasil penggelapan dan korupsi uang, ditarik dan menjadi milik pemerintah. Sedangkan HN prise diambil alih oleh HJ Crop seperti semula.

Termasuk rumah yang seperti istana itu dan juga motor sport merah milik Jimin. Rumah itu terpaksa disita oleh bank dan Jimin tinggal bersama Lee Halmeoni.

Kehidupan Jimin berubah total, bahkan ia tidak memiliki kuasa kuat apapun lagi sekarang. Ancaman yang biasa ia berikan kepada anak-anak sekolah perihal kepemilikan sekolah, tidak bisa lagi pria itu katakan karena sekolah sudah diputuskan menjadi milik pemerintah.

Hari ini, aku memutuskan untuk mengunjungi Jimin. Disela-sela perjalanan, aku berusaha mengingat jalan ke tempat Lee Halmeoni yang bertempat di daerah Hanam-dong itu.

Setelah ketemu, seketika saja bibirku tersenyum senang dan kakiku segera menghampiri rumah Lee Halmeoni.

Aku sengaja tidak memberitahu Jimin bahwa hari ini aku datang mengunjunginya. Aku ingin membuatnya terharu dan menganggap bahwa aku ini adalah pacar yang perhatian dan sangat romantis.

Dengan perlahan aku mengetuk pintu dan berharap Lee Halmeoni yang muncul untuk membukakan, karena jika tidak, kejutanku akan sepenuhnya gagal.

"Oh si gadis manis rupanya," Setelah ketukan yang kedua, suara Lee Halmeoni menyapa pendengaranku dengan ramah.

"Lee Halmeoni, aku rindu sekali dengan halmeoni." Balasku tersenyum manis.

"Aku juga rindu sekali padamu. Ayo masuk, Jimin sedang membantuku membuat makan siang."

"Jimin memasak?" Tanyaku tak percaya bagaikan sebuah keajaiban dunia.

Lee Halmeoni mengangguk. "Belakangan ini dia sering sekali membantuku, mungkin karena anak itu terlalu bosan." Lanjutnya terkekeh.

"Halmeoni, sebenarnya aku disini sengaja ingin mengejutkan Jimin."

"Mengejutkan Jimin?"

Aku mengangguk. "Aku sama sekali tidak memberitahunya bahwa aku datang. Bahkan dia melarangku kesini." cibikku kesal karena setiap kali aku ingin ikut ke rumah barunya, dia selalu menolak dengan alasan malu padaku.

Lee Halmeoni tersenyum tipis. "Pahamilah karena selama ini Jimin terbiasa dengan kehidupan mewah. Dan ketika semua itu hilang, dia pasti malu bertemu denganmu."

Aku menghela nafas pelan dan mengangguk mengerti. Walaupun sebenarnya aku tidak peduli dengan itu semua. Bagiku Jimin lah yang terpenting.

"Oh ya, kebetulan aku ingin ke warung untuk membeli sayur. Tolong jaga Jimin sebentar ya, gadis manis."

Bad Boy | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang