Twenty Five : Like

1K 131 9
                                    

Jgn lupa like dan komen, sygnya Jungkook! —Jungkook :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jgn lupa like dan komen, sygnya Jungkook! —Jungkook :)


"Hyebin-ah, kenapa tadi kau dipanggil ke ruang guru?" Tanya Jungkook begitu aku masuk ke dalam kelas bersama dengan Jimin.

"Kau bisa memprediksinya, Jungkook-ah." Jawabku seadanya, lebih tepatnya malas dan tidak ingin mengulang bagaimana war panasku dengan Ny. Park barusan.

"Apa kau bertemu dengan Ny. Park?"

"Ya, bagaimana kau bisa tahu?" Mataku membulat.

Jungkook mengindikkan bahu acuh, menatap Jimin sekilas. "Jimin mengirimkanku pesan."

Lantas aku menoleh ke arah Jimin, memicingkan mata. "Kenapa kau mengirimkan pesan pada Jungkook?"

"Kalau kau mati disana kan tidak lucu." Jawab Jimin membuatku merotasikan bola mata jengah. Cih, bilang saja kau mengkhawatirkanku, berandal.

"Tapi kenapa Ny. Park menemuimu? Bukannya kau baru bertemu dengannya sekali?"

Oke, disini aku lupa jika Jungkook tidak tahu soal kejadian kemarin. Aku tidak mengatakan kalau sekarang aku dan Jimin berpura-pura pacaran.

"Sebenarnya aku dan Jimin berpura-pura pacaran, Jung." Ucapku setengah ragu-ragu.

"Apa?" Jungkook membulatkan kedua bola matanya—merasa dirinya dikhianati. Ingin tahu alasannya? Ya, karena sedikitnya dia memiliki perasaan pada Hyebin.

Aku menggaruk kepala, menatap Jungkook sedikit bersalah. "Maaf karena aku lupa memberitahumu."

Jungkook mengangguk meski kulihat senyumnya tampak dipaksakan. Disaat aku ingin berbicara kembali, dengan tidak sopannya Jimin berjalan diantara kami. Menyelonong begitu saja.

"Ya!" Pekikku kesal, anak itu memang tidak ada etikanya ya?

Jimin menoleh, "Apa?"

"Kalau mau pergi, jangan tidak sopan begitu! Kau tidak lihat aku sedang berbicara dengan Jungkook?"

Jimin mengindikkan bahu acuh dan dengan menyebalkan melengos begitu saja. Aku sampai tidak bisa berkata-kata melihat kelakuannya.

"Hyebin-ah."

"Ya?"

"Tentang rencana yang kau beritahu padaku, apa kau benar-benar ingin melakukannya?"

Aku mengangguk. "Aku sudah terlanjur tidak bisa mundur Jung. Satu-satunya cara adalah melawan wanita psikopat itu."

"Tapi kau bisa—"

"Berhenti mengkhawatirkanku." Selaku tersenyum menenangkan. "Kau juga akan membantuku kan? Kau bisa menjagaku jika aku dalam masalah. Kau ingat? Kau bahkan yang mencegahku supaya tidak pindah sampai memohon-mohon begitu."

Bad Boy | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang