Eighteen : Chaotic

1.3K 159 4
                                    

Surat Skors selama 3 hari, kepada Kim Taehyung.

Alasan : memanjat pagar sekolah dan merusak CCTV.




Aku menyilangkan tangan guna menuntut penjelasan tentang isi dari surat sialan ini. Baru saja aku kembali dari toilet, Taehyung datang dan dengan santainya menyerahkan surat berisi skorsing selama tiga hari. Bagaimana aku tidak naik darah terutama saat melihat wajah sok tampannya itu tersenyum manis sambil menggaruk kepala?

"Noona, kau yang bilang pada Eomma ya. Aku takut—"

"Bilang sendiri!" Kecamku tidak mau ikut campur. Kepalaku mungkin sudah mengepulkan asap jika tidak segera disiram air.

Taehyung mengerucutkan bibirnya dan menatap surat yang diberikan kepala sekolah itu dengan wajah memelas. "Seharusnya aku bisa lolos tahu. Timingnya saja tidak tepat."

Aku masih berusaha sabar mendengarnya membela diri. Ketahuilah, menjadi kakak perempuan dari Kim Taehyung itu suatu pekerjaan berat yang tidak akan bisa digantikan bahkan dengan 1000 emas pun.

"Ngomong-ngomong Noona juga harus berterima kasih padaku karena kali ini aku tidak membawa-bawa namamu."

Aku gemas sekali ingin memukul pantatnya jika tidak ingat bahwa kami masih berada di lingkungan sekolah. Siapapun, bisa tolong adopsi anak ini?

"Jangan mencari-cari noona mu ini jika eomma menghukummu habis-habisan, bocah." Ancamku membuatnya meringis.

Daripada aku menambah dosa dengan memarahi Taehyung yang tetap tidak ada gunanya, lebih baik aku pergi ke kantin dan membeli sebotol minuman guna meredakan nyeri di tenggorokan.

Masa bodoh dengan nasibnya nanti, pikirkan saja sendiri.

"Hyebin-ah!"

Aku menoleh begitu mendengar suara familiar seorang Jeon Jungkook memanggil. Aku tersenyum dan menyuruhnya kemari.

"Kau mau minum?"

Pria itu menggeleng dan menatapku. "Aku tidak melihatmu di kelas."

"Aku bersama Taehyung tadi. Dia mendapat surat skorsing."

"Apa?" Mata bulatnya membelak. "Kau dan Taehyung akan dikeluarkan?"

Aku nyaris tersedak jika tidak buru-buru menelan minuman dalam mulut. Aku menatapnya jengah. "Kau mau aku segera pergi ya?"

Jungkook menggeleng. "Jadi tidak dikeluarkan?"

Aku terkekeh melihat kepolosannya. Aneh, seingatku saat bersama Jimin pribadinya sangat serius dan muram. Tapi sekarang, wajahnya seperti bayi berumur 3 bulan.

"Tenang saja, kepala sekolah yang kau bilang wakil dari ibu Jimin itu masih bisa menoleransinya."

Jungkook menghela nafas lega. "Syukurlah, aku takut tidak bertemu denganmu lagi."

Mendengarnya berkata seperti itu, muncul keinginanku untuk menggodanya. "Kau sudah nyaman denganku ya? Sampai tidak rela aku tinggal begitu."

Wajahnya tiba-tiba saja berpaling. Lucu dan menggemaskan sekali. Aku tertawa dan menatapnya sayang. "Terima kasih ya, sudah memintaku untuk tidak pindah."

Jungkook balas tersenyum hingga memperlihatkan eye crinkle limited editionnya. "Kalau begitu, sebagai gantinya kau tidak boleh meninggalkan sekolah ini. Tidak pernah boleh karena aku melarangmu."

Aku mengangguk, entah kenapa merasa hatiku menghangat. Baru kali ini aku menerima perhatian sebanyak ini, sesayang ini. Bentuk dari sesuatu yang namanya teman. Rasanya menyenangkan.

Bad Boy | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang