Chapter ini lebih panjang dari chapter sebelumnya. Awas bosen!
"Apa disini ada siswa yang bernama Kim Hyebin hakseng?
Aku mendongak begitu seseorang menyebut namaku. Atensi segera saja berpindah ke belakang, tatapan para siswa seperti menudingku seperti berkata, Apa yang kau lakukan kali ini, anak baru?
Kulihat Jungkook juga menatapku dengan sebelah alis terangkat, bibirnya bertanya tanpa suara. "Apa ada masalah?"
Aku menggeleng heran, seingatku aku tidak berbuat apapun. Apa Taehyung membawa-bawa namaku? Kalau seperti itu, aku pasti akan membunuhnya.
"Kim Hyebin hakseng? Kau dipanggil ke ruang kepala sekolah."
Ruang kepala sekolah?
Mendengarnya, seketika kelas menjadi ricuh. Tentu saja saling berbisik dengan sorot mata memicing ke arahku. Astaga, masalah apa lagi ini?
Saat aku bersiap berdiri, tangan Jimin menahanku. "Apa yang terjadi?"
Aku menatapnya dengan clueless. Aku bahkan bersama Jimin pagi tadi. "Mungkin adikku membuat masalah dan membawa-bawa namaku."
"Biarkan aku ikut."
Aku menggeleng. "Jangan memperkeruh suasana. Mungkin ini hanya kesalahpahaman."
Aku menghela nafas dan mengikuti guru yang memanggilku menuju ruang kepala sekolah. Saat aku berbelok, aku melihat Taehyung sedang bermain di dalam kelasnya.
Aku memicingkan mata, memastikan penglihatanku lagi. Benar, itu memang Taehyung. Dia sedang asik dengan gamenya.
Seketika saja jantungku berdebar kencang. Kalau bukan Taehyung, lalu kenapa aku dipanggil? Oh shit. Jangan bilang ini ada kaitannya dengan—
"Hyebin-ssi, apa orang tuamu lupa membayar uang sekolah?"
Aku mendongak, menatap guru yang mengantarku. "Tidak, ibuku selalu membayarnya tepat waktu."
"Lalu kenapa? Tidak biasanya Nyonya Pemilik Sekolah datang dan langsung punya keinginan menemui salah satu siswa disini." Ujar guru itu membuat wajahku memucat.
Nyonya pemilik sekolah itu, ibunya Jimin kan?
Spontan aku memegang tangan guru itu, memastikan lagi. "Tapi sungguh Ssaem, aku tidak membuat kesalahan apapun."
Wanita itu menghela nafas. "Aku juga tidak tahu. Sebaiknya kau temui saja langsung."
Aku benar-benar gemetar saat kulihat pintu besar bertuliskan Ruang Kepala Sekolah yang sekarang tampak seperti pintu menuju neraka itu kuhampiri.
"Silahkan masuk."
Menelan ludah kasar, aku masuk ke dalam dan tidak berani untuk mendongak.
"Kim Hyebin hakseng?"
Benar. Ini memang benar-benar suara wanita psikopat yang kemarin kutemui.
Tidak Kim Hyebin, kau tidak boleh takut. Dia bukan orang semenyeramkan itu.
Dengan pelan aku mendongak, netraku bertemu langsung dengan netra pekat miliknya. "Selamat pagi, Ny. Park."
Wanita itu tersenyum, senyuman yang lebih mirip seperti senyuman asimetris. "Silahkan duduk."
"Ada apa anda memanggilku?" Tanyaku ragu. Memberanikan diri menatapnya.
Ny. Park tersenyum. "Aku hanya ingin lebih kenal dekat siapa gadis yang sekarang berpacaran dengan Jimin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy | PJM ✔
أدب الهواة[COMPLETE•Follow first] † "He is a bastard, a fucking idiot, and the sexy one." Namanya Park Jimin. Tampan sih, aku akui. Keren dan juga seksi untuk pria berumur 18 tahun. Tapi menurutku semua keunggulan itu tertutupi oleh sifat bajingannya. Dia ada...