Chapter 6

8.4K 657 308
                                    

Yow!!! Jadi, karena sempet hiatus selama seminggu, aing update 2 chapter hari ini~~

Okey, check it out! ^^

***

"Ciee~ yang sudah baikan dengan Yang Mulia ciee~"

Lucas tak habis-habisnya menggoda Athanasia yang sudah tidak bersikap dingin lagi pada Raja Obelia bernama Claude, ayah dari gadis itu. Penyihir muda itu tertawa puas ketika melihat respon yang dia inginkan; wajah Athanasia memerah seperti kepiting rebus. Karena malu, gadis itu memukul-mukul orang di sampingnya sambil berseru nyaring.

"HENTIKAN ... !!!"

"AHAHAHAHAHAHA ... !!! ADUH, ADUH! SAKIT!!! JANGAN PUKUL, DONG!"

"BIARIN! KAU NGESELIN, TAHU NGGAK!?"

"Tapi ngangenin!"

Lucas nyengir dan seketika berlari terbirit-birit karena Athanasia mengejarnya dengan wajah yang siap menerkam dan membunuhnya.

"SINI KAU!!! PENYIHIR SIALAN ... !!!"

"HAHAHAHAHAHA KAU TIDAK BISA MENANGKAPKU!!! AYO TANGKAP! AYO TANGKAP ... !!!"

Lucas menjulurkan lidah mengejek dan berlari lagi sambil tertawa lepas. Mereka saling kejar-mengejar mengelilingi kebun mawar ketiga yang dibuat Claude.

Suara tawa mereka mengundang perhatian seseorang yang sedang berjalan santai di sekitar kebun. Orang itu tertarik untuk melihat lebih jelas sumber suara yang berisik. Orang itu mendekat, membuka semak-semak yang menghalanginya.

Iris biru laut itu melihat bagaimana seorang putri Raja dan penyihir kerajaan sedang bermain kejar-kejaran.

Orang itu mendadak gelisah. Firasatnya mengatakan agar tidak ikut campur dalam permainan mereka. Ia hanya bisa menatap sendu kedua orang yang tengah bahagia itu.

Lucas yang merasakan kehadiran seseorang pun berhenti berlari sambil memandang ke arah barat dengan mimik serius. Athanasia yang tidak sadar sepenuhnya kalau pemuda itu berhenti, alhasil menubruk punggung kekar temannya.

"Aduh!" ringis gadis itu seraya mengusap kening yang menabrak punggung Lucas.

"Ada apa?" tanyanya, namun Lucas hanya diam.

Orang yang ditatap Lucas menjadi panik. Dengan sedikit gemetar ia menunduk dalam.

Kemudian sang putri Raja melihat apa yang menarik perhatian Lucas. Athanasia terkejut bukan main.

Ternyata orang yang menyita perhatian Lucas adalah Zenith. Gadis berambut lurus namun ikal di bagian bawah dan berwarna coklat itu terlihat linglung.

"Tu-Tuan Putri..." Zenith berusaha bersikap normal, membungkuk hormat kepada sang pewaris tahta. Athanasia hanya diam membatu.

Lucas mendengus panjang. Ia melipat kedua tangan di dada, tersenyum formal kepada sepupu Athanasia.

"Selamat pagi, Nona Zenith," sapa Lucas sedikit sarkas.

"Uh, se-selamat pagi, Tuan Penyihir." Zenith mengangguk kaku.

"Umm... Nona, mohon maaf kalau saya lancang. Tapi, saya ingin menanyakan satu hal pada Anda."

"A-apa itu?"

"Mengapa Anda bisa ada di sini?"

Zenith terperanjat, badannya menegang dan semakin kaku.

"Bukankah seharusnya Anda tinggal bersama Keluarga Alphaeus?"

Zenith tak berani menjawab. Bahkan untuk mengangkat kepalanya saja dia tidak berani. Apalagi karena Lucas memancarkan aura yang tak mengenakkan. Athanasia melihat ekspresi itu, tangannya segera menepuk pundak sang penyihir.

MELLIFLUOUS [Terbit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang