Chapter 21

6.9K 545 159
                                    

WARNING!

MULAI CHAPTER 21 SAMPAI TAMAT BENAR-BENAR MURNI DARI IMAJINASI AUTHOR.

TIDAK ADA YANG MENJERUMUS MENGIKUTI ALUR CERITA DARI NOVEL ASLI ATAUPUN WEBTOON.

DAN AKAN ADA SATU TOKOH BARU YANG MENJADI "PEWARNA" DALAM CERITA INI.

AKAN MUNCUL BEBERAPA CHAPTER KE DEPAN.

BUKAN TOKOH YANG AKAN MENJADI ORANG KETIGA DI ANTARA ATHY DAN LUCAS.

TAPI...

LEBIH DARI ITU.

AUTHOR TAHU KALIAN AKAN MEMBENCINYA.

TAPI TOLONG JANGAN MENINGGALKAN CERITA INI HANYA KARENA SATU TOKOH BARU TERSEBUT.

Terima kasih.

Happy Reading.

***

Seorang pria.

Berambut hitam malam yang tergerai panjang. Berkulit putih sedikit pucat, namun lekuk wajah yang indah bagaikan boneka. Iris merah darah yang terpancar menambah kesan seksi dari sang empunya.

Adalah Lucas.

Seorang penyihir yang katanya pernah tidur ratusan tahun lamanya. Kemudian bangun kembali sewaktu seorang bocah perempuan datang dan secara tak sengaja menemukannya dan bahkan menginjak rambut panjang pria tersebut.

Lucas menatap kosong ke sembarang arah.

Sepi, sunyi, tak ada yang menemani. Ia duduk dengan posisi kaki kiri ditekuk dan kaki kanan diluruskan menyesuaikan bentuk batang pohon. Duduk sendiri pada batang pohon yang besar nan kokoh.

Pohon yang berdiri angkuh di tengah-tengah Kerajaan Obelia.

Suasana saat ini terasa mencekam dikarenakan malam yang semakin larut. Memang ada bulan purnama yang menemani, namun benda langit malam itu baru saja disembunyikan oleh awan yang protektif.

Jika ditelusuri, tatapan Lucas tampak sendu. Seperti ada hal yang telah mengusik hatinya sehingga merasa tak tenang saat ini.

Menghela napas panjang, penyihir itu tetap tak menemukan jawaban dari kegelisahan hati.

Ia menatap langit sekali lagi.

Sebelum akhirnya memejamkan mata, terlelap dalam mimpi.

♪ ♪ ♪

Beberapa minggu kemudian . . .

Kisaran pukul 10.00

"Belakangan ini cuaca cukup terik, ya."

Athanasia de Alger Obelia. Duduk manis berhadapan dengan sang Raja. Tengah memakai topi merah muda sebagai pelindung kepala dari paparan cahaya matahari.

Claude menyeruput teh dengan tenang. Namun tak dapat dipungkiri terdapat kantung mata di sana. "Apa kau ingin kembali?"

"Tidak, Papa~ Athi tidak peduli dengan musim panas sekalipun, karena Athi sedang bersama Papa sekarang." Seperti biasa, tersenyum ceria. Rutinitas berinteraksi dengan sang Ayah.

MELLIFLUOUS [Terbit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang