Acara inti yakni pemotongan kue berjalan dengan lancar.
Kue-kue dengan kualitas terbaik juga sudah dibagikan kepada seluruh tamu yang hadir.
Tak terasa pula waktu sudah menunjukkan jam makan siang. Ballroom yang amat luas itu menyediakan kursi-kursi mewah beserta meja berbentuk bundar untuk para tamu.
Tidak ada satupun yang tidak mendapat tempat; semua duduk dan menyantap makanan yang berkelimpahan itu.
Di sela-sela acara makan siang, ada beberapa pasangan yang secara sukarela menampilkan penampilan untuk menghibur para tamu, sekaligus mengucapkan selamat ulang tahun pada Tuan Putri Obelia.
Felix sibuk ke sana ke mari mengecek semua kebutuhan para tamu. Apakah ada yang merasa kekurangan, apakah ada yang merasa tidak nyaman... semuanya Felix yang bertanggung jawab.
Sementara Claude dan Athanasia juga Lucas duduk di masing-masing kursi berlapis emas, di hadapan mereka juga terdapat meja berbentuk bundar dan di atasnya terdapat banyak sekali jenis makanan kesukaan Athanasia.
Anak semata wayang Claude itu masih bersinar saja wajahnya. Ia tidak capek sama sekali, terus membicarakan banyak hal pada ayahnya sambil menyantap makanan.
Sesekali ia tertawa sedangkan sang Ayah mendengus geli. Lucas yang titik fokusnya berada pada makanan sama sekali tak menaruh perhatian pada topik pembicaraan keluarga di sampingnya.
Alunan musik klasik terdengar indah mampu menenangkan jiwa. Athanasia juga berdecak kagum saat melihat pasangan dansa yang menurutnya sempurna tersebut.
Lalu layaknya anak kecil berumur lima tahun ia menunjuk-nunjuk pasangan tersebut dan berkata dengan semangat, "Lihatlah, Papa! Tarian mereka keren sekali!!!"
Claude menaruh pandang ke arah yang ditunjuk putrinya. Kemudian dengan nada santai dia merespon, "Dulu, aku dan Ibumu saat menari juga jauh lebih keren daripada mereka."
Athanasia terkejut, ia tak menyangka kalau Claude merespon dan menyebut ibunya tanpa merasa kesal. Padahal biasanya dan seharusnya, Claude paling anti dengan yang namanya menyinggung tentang Diana a.k.a Ibu dari Athanasia.
Hei, hei. Ada apa ini?
"B-benarkah???" Manik biru berlian itu berbinar-binar.
Claude mengangguk sekilas. "Sudah, lanjutkan makanmu. Aku harus menemui para petinggi dari kerajaan lain."
Sang Raja meneguk teh favoritnya kemudian menyeka permukaan mulutnya dengan tisu. Setelah itu ia beranjak dari kursinya pergi menyapa para tamu penting.
Kini tinggallah Athanasia dan Lucas, duduk berdua bersampingan menyantap makanan di satu meja.
"Hei, apa ini masakan Lili?" tanya Lucas polos.
Athanasia melirik ke arah piring temannya yang terdapat rainbow cake dan chocolate cake di sana. "Benar. Bagaimana kau bisa tahu?"
"Tentu saja bisa! Masakan maid yang satu itu terasa khas dan lezat!" puji Lucas dibalas dengan kekehan kecil dari gadis di sampingnya.
Kemudian Athanasia memandang meja di hadapannya hendak mencari dessert yang sama dengan yang disantap sang penyihir. Tak lama kemudian dahinya berkerut panik, karena dari sekian banyak makanan, dia tak dapat menemukan rainbow cake maupun chocolate cake.
"Hei!!! Di mana jatah dessert-ku?!" seru gadis itu tidak terima.
Lucas menyuap kue ke mulutnya. "Sudah kuhabiskan," jawabnya cuek.
Athanasia menatapnya tak percaya. Gadis itu hendak merengek, tapi sebelum ia menangis seperti bayi, buru-buru sang penyihir menyuapi Athanasia kue yang ada di piringnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/215300298-288-k432806.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS [Terbit] ✔
Fanfic[SUDAH DITERBITKAN. FANFICTION of Suddenly, I Became A Princess] Highest ranks: #1 claude [23 Mei 2020] #1 lucasxathy [29 Mei 2020] #1 athyxlucas [29 Mei 2020] #1 athanasia [29 Mei 2020] #1 athy [29 Mei 2020] #1 suddenlyibecameaprincess [29 Mei 2020...