Chapter 63 : Flashback Time!

3.1K 313 92
                                    

Sekadar memberitahu, untuk mengobati rasa rindu scene(s) Athy×Lucas, maka kalau pada chapter TERDAPAT JUDUL APAPUN ITU [kecuali pembagian part seperti chapter 53] itu artinya ada flashback dan yahh (biasanya) full scene Athy×Lucas hehe.

Karena jujur author juga kangen banget nulis kisah mereka🤧
Gemes gemes gimana gitu😭🤧

Apalah daya, mereka lagi diterjang ombak kehidupan awokwokwok

Oke tanpa banyak bacot lagi, saya persilakan untuk membaca!^^

***

Istana Emerald . . .

Athanasia sedang duduk menghadap jendela sendirian. Kedua kakinya diangkat dan diletakkan di atas sofa empuk, tak peduli kalau-kalau ada maid yang memergokinya duduk tidak sopan seperti itu.

 Kedua kakinya diangkat dan diletakkan di atas sofa empuk, tak peduli kalau-kalau ada maid yang memergokinya duduk tidak sopan seperti itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini sudah hari keempat.

Ya, hari keempat setelah keberangkatan rombongan Claude terjun ke dalam peperangan.

Dan selama empat hari itu, Athanasia terus menerus menunggu. Menunggu surat dari sang Ayah yang tak kunjung datang menemuinya.

Athanasia tahu benar, Claude hanya memiliki secuil kemungkinan untuk bisa menulis surat guna melepas rindu dengan putri tercintanya di saat-saat genting seperti ini.

Claude bukan sedang berkunjung ke kerajaan atau negara lain.

Claude juga bukan sedang pergi ke ujung wilayah Obelia guna memantau keadaan.

Claude sedang berperang.

Tidak ada waktu untuk menulis surat; yang ada di kepalanya saat ini tentu bagaimana cara mengalahkan musuh.

Cukup lama Athanasia tertegun.

Rasa kesepian ini sungguh menyiksanya.

Lilian, Hanna, Seth... seolah tak mampu mengembalikan keceriaan sang putri Raja. Mereka berjuang mati-matian pun... Athanasia hanya akan memberi senyum kecil sebagai bentuk apresiasi karena sudah mencoba untuk menghiburnya.

Dan kini, ketiga pelayan itu mulai di ambang batas optimis. Mereka tak tahu lagi bagaimana cara menghibur gadis yang satu itu. Mereka bahkan sampai mengadakan sejenis rapat; mengumpulkan semua maid yang ada di Istana Emerald dan membahas hal ini begitu serius.

Tapi, sekeras apapun usaha mereka, Athanasia tetap tak mau. Tetap tak mau ceria seperti dulu.

"Sudahlah, lebih baik kita siapkan makan siang untuk Tuan Putri."

Saran dari Seth menyadarkan mereka berdua. Ketiga pelayan itu pun bangkit dari tempat duduk masing-masing dan berjalan ke dapur untuk memasak semua makanan kesukaan Athanasia.

MELLIFLUOUS [Terbit] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang