Well, karena saya bukan shipper-nya AthanasiaxIzekiel, jadi sweet momen mereka gak dibuat lama •.•
Takut Lucas cemburu #eak :vOkey, check it out!
Malam harinya . . .
Athanasia tengah berbaring di ranjang ukuran besar dengan lapisan emas sebagai bingkainya. Kendati dalam posisi tidur, namun kedua iris berlian biru itu masih terbuka. Ia tidak bisa tidur. Kejadian hari ini terngiang di otaknya.
Bagaimana ketika dia berusaha membela Zenith di depan sang Ayah dan orang banyak, kemudian Izekiel datang menyapa, mengucapkan terima kasih dan memintanya untuk menemaninya mengelilingi istana.
Hah~ begitu melelahkan.
Athanasia mengangkat kedua tangannya ke udara, mengamati jari tangannya dan mulai menghitung. Sesudah menghitung, dia menghela napas. Acara perayaan ulang tahunnya yang ketujuh belas tahun akan diselenggarakan delapan hari lagi.
"Waktu berjalan begitu cepat," ujarnya pada dirinya sendiri.
Ia jadi teringat pada pertanyaan simpel yang diucapkan Izekiel beberapa waktu lalu.
"Tuan Putri... Saya mendapat kabar kalau Kerajaan Obelia akan mengadakan pesta yang begitu mewah. Saya sungguh ingin hadir di acara tersebut. Namun sepertinya saya belum diundang sampai sekarang. Apa Anda akan mengundang saya? Saya sangat berharap saya menerima undangan dari Anda."
Undangan, ya?
Athanasia tertegun. Dia bahkan tidak tahu siapa saja yang akan diundang Claude ke acara nanti.
Apa sebaiknya dia menemui Raja?
Dan... agak tidak mungkin kalau seandainya dia tidak mengundang Izekiel padahal pemuda itu sudah memberi kode keras agar diundang.
Gadis itu menggaruk kepalanya stres. Kenapa pemuda keperakan ini suka sekali membuatnya repot?
"Ah, sudahlah. Lebih baik aku tidur saja!"
♪ ♪ ♪
Di pagi hari yang begitu cerah, Athanasia berjalan sendirian. Dalam hati dia bersyukur dengan keputusan sang Ayah. Kemarin, Raja Obelia tersebut melarang keras Zenith untuk mendekatinya maupun Claude. Karena secara garis kasar, itulah yang dia inginkan sejak lama.
Zenith tidak mendekati Claude.
Jika dipikir-pikir, memang dia sangat egois karena dalam novel berjudul <Lovely Princess> Zenith yang pantas mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari Claude.
Memikirkan hal itu sudah membuat Athanasia merasa bersalah.
Yah, setidaknya sampai usia kedelapan belas tahun, dia bisa memastikan kalau Claude tidak akan membunuhnya, barulah 'mungkin' Athanasia akan bisa merelakan sang Ayah memberikan kasih sayang pada Zenith dan memutuskan untuk pergi secara damai dari Kerajaan Obelia.
Athanasia menengadah, memandang langit biru yang begitu indah nan cerah. Tatapan gadis itu menjadi sayu. Dia benar-benar bingung dengan perasaannya saat ini.
Di satu sisi dia masih ingin meninggalkan Kerajaan Obelia dan memulai hidup baru. Mengapa tidak? Luka di hatinya begitu menganga perih sampai sekarang. Kendati sudah memaafkan Claude dan yang lainnya, tapi Athanasia masih belum bisa melupakan masa lalu yang tak terkatakan kelamnya itu. Namun di sisi yang lain dia sudah sangat nyaman dengan kehidupan di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS [Terbit] ✔
Fanfiction[SUDAH DITERBITKAN. FANFICTION of Suddenly, I Became A Princess] Highest ranks: #1 claude [23 Mei 2020] #1 lucasxathy [29 Mei 2020] #1 athyxlucas [29 Mei 2020] #1 athanasia [29 Mei 2020] #1 athy [29 Mei 2020] #1 suddenlyibecameaprincess [29 Mei 2020...