PERINGATAN . . . ! ! !
SIAPIN TISU!!!
BAGI YANG PUASA, DIMOHON AGAR TIDAK MENANGIS!!!
Kalo nangis, jangan salahkan author ya -____-
4208 kata! Semangat~!
***
Saat Claude dkk melawan pasukan Kastila . . .
Di Kerajaan Obelia
Jalanan
Athanasia hanya bisa mengeluarkan air mata dalam diam.
Wajahnya benar-benar kusut. Matanya bengkak dan merah. Mimik mukanya sama sekali tidak menunjukkan kebahagiaan sedikitpun.
Iris kristal miliknya hanya memandang ke arah depan penuh kepasrahan.
Rantai yang membelenggu tangannya terasa menyakiti pergelangan tangan gadis itu.
Tetes demi tetes buliran bening jatuh, mengalir lancar menelusuri pipi, kemudian sampai di bawah dagu dan jatuh ke jalan tanpa halangan.
Langkah sang putri Raja mulai terasa berat. Kakinya seolah mengangkat bendera putih, benar-benar tak sanggup berjalan menuju tempat di mana dia akan digantung hidup-hidup dan disaksikan oleh masyarakat Obelia.
Teringatlah gadis itu akan alur cerita di novel <Lovely Princess>. Rasa sesak semakin membelenggu dadanya. Athanasia tak tahan lagi, isak tangis yang selama ini dia tahan pun akhirnya terdengar pilu.
Anak semata wayang Claude memejamkan mata erat-erat. Menggigit bibir bawahnya kencang, tubuhnya gemetar setengah mati.
"Papa... hiks hiks..." Gadis itu bersuara seperti mengadu.
Pergelangan tangannya sudah iritasi dan terasa perih, tapi itu semua tidak sebanding dengan rasa sakit yang teramat sangat menusuk jantungnya.
"Hiks hiks... huhuhu..."
Athanasia tahu, sekeras apapun dia menangis dan berteriak saat ini, semuanya akan sia-sia. Malahan dia akan dihajar habis-habisan oleh orang-orang sinting ini.
Sudah syukur dia masih "diizinkan" menangis diam-diam.
Sang putri Raja mencoba menengadah, memandang langit biru yang cerah, sangat berbanding terbalik dengan apa yang dia alami saat ini.
"Apa... hidup seorang Athanasia memang ditakdirkan berakhir tragis seperti ini...?"
Buliran bening kembali jatuh dari sudut mata gadis berambut kuning keemasan tersebut.
Suara tangisan dan raungan dari seberang seakan memanggil Athanasia untuk menoleh ke arah orang-orang yang tengah larut dalam kesedihan itu.
Beberapa wanita memakai pakaian serba hitam, menangis tersedu-sedu sambil berusaha menggapai dirinya. Namun tentu saja, orang-orang yang terkena sihir Phryne menghalangi jalan mereka.
Athanasia kembali mengigit bibir bawahnya, dia merasa terharu karena masih ada warga yang memang peduli padanya.
"Hiks..." Sang pewaris tahta sudah diambang putus asa.
Ia menyalahkan dunia, menuduh takdir, marah pada waktu.
Mengapa...
Mengapa hidupnya selalu mengenaskan dan menyedihkan seperti ini?
Di kehidupan sebelumnya, dia juga mengalami penderitaan. Tak memiliki orang tua, hidup sendirian... menanggung kepedihan dalam diam. Hanya bisa memandang keharmonisan keluarga lain sambil bertanya apa angin, apakah dia tidak pantas mendapat kebahagiaan sederhana itu...?
KAMU SEDANG MEMBACA
MELLIFLUOUS [Terbit] ✔
Hayran Kurgu[SUDAH DITERBITKAN. FANFICTION of Suddenly, I Became A Princess] Highest ranks: #1 claude [23 Mei 2020] #1 lucasxathy [29 Mei 2020] #1 athyxlucas [29 Mei 2020] #1 athanasia [29 Mei 2020] #1 athy [29 Mei 2020] #1 suddenlyibecameaprincess [29 Mei 2020...