06:30
Pagi itu seorang gadis berjalan menunduk menuju kelasnya. Mungkin sebagian orang menganggap nya sebagai murid pemalu dan pendiam, padahal ia sudah berada di kelas 11.
Sudah hampit dua tahun di sekolahan ini namun ia belum juga berinteraksi dengan murid disini. Tapi semua nya memiliki alasan yang seisi sekolahan ini tidak tau. Tentang gadis indigo ini.Brukk
Tanpa sadar gadis bernama Levina itu,sampai menabrak seseorang hingga minuman ditangan orang itu tumpah.
"Gimana sih,punya mata nggak!"ucap orang yang Levina tabrak. Ternyata wanita.
"Maaf Kak aku enggak sengaja"ucap Levina nada nya terdengar grogi. Ia tau si pemilik suara itu,gadis bernama Emma, seorang senior paling terkenal di sekolah ini, karena pacar tampan Dan pintarnya.
"Liatkan seragam gue jadi basah"ucap Emma,ia memegang erat rahang Levina sampai mereka berdua menjadi pusat perhatian murid yang baru datang maupun sudah datang dari tadi.
"Dasar cewek gak berguna"makinya
Disaat seperti itu seorang pria datang menghampiri mereka. Pusat perhatian para siswi berpindah pada pria tampan itu.
"Emma stop,what are you doing"ucap pria itu dengan nada datar
"Ini di sekolah,dan kamu nggak pantas melakukan ini"tambahnya pada sang kekasih"Look in this"ucap Emma sambil menunjukkan seragam nya yang basah
"Ini ulah gadis ini"ucap Emma
"Itu masalah kecil,dan kamu membuat keributan di seluruh sekolah ini,kamu benar-benar gila"ucap pria itu,Emma menatap sebal kekasihnya, sangat gila, biasanya seorang pria akan membela kekasihnya dan ini sebaliknya.
Emma langsung pergi meninggalkan mereka semua, dengan keadaan mood jelek.
"Kalian semua bisa pergi"ucap pria yang sedari tadi menjadi pusat perhatian murid.
Levina menatap senior itu.
"Are you okay?"tanya pria yang bernama Liam, tersebut.
Levina mengangguk pelan,ia menatap sekilas pria yang ia kagumi itu.
"Maaf atas perbuatan Emma, mungkin ini memalukan tapi atas nama Emma,aku minta maaf"ucap Liam, Levina bisa mendengar nada tulus dari pria itu, sebelum suara tangisan seorang wanita terdengar ditelinga nya.
Levina menatap kanan kiri untuk mencari sumber suara itu namun tak ada siapapun kecuali dirinya dan Liam.
"Sedang mencari apa?"tanya Liam
Levina menggeleng
"Maaf Kak,aku harus ke kelas"ucap Levina
"Baiklah,sekali lagi aku minta maaf"ucap Liam, Levina mengangguk dan dengan cepat ia berjalan menuju kelasnya.
Liam menatap kepergian gadis itu,memang menurut nya Levina adalah salah satu gadis misterius di sekolahan ini. Tapi ia tak perduli tentang itu,baginya semua orang sama kecuali tentang kelebihan dari diri nya.
******
Di jam pertama,Levina harus dihadapkan dengan mata pelajaran Kimia. Dan sialnya ia harus mempraktekkan pelajaran itu di laboratorium. Yang tentu membuat pelajaran dengan guru yang terkenal killer ini menjadi lebih lama.
"Baik anak-anak, praktek kalian khusus hari ini akan dibantu oleh kakak kelas kalian"ucap guru laki-laki yang biasa dipanggil Pak Erick
Tak lama kemudian para senior memasuki laboratorium, Levina beruntung karena Emma tidak ada di jurusan nya. Tapi disini ada Liam.
Levina diam-diam menatap pria itu.
Sang guru membagi siswa siswi itu menjadi berpasang-pasang.
"Levina kamu sama Liam"ucap Pak Erick, Levina menatap ragu ke Liam,namun pria itu mendekati Levina terlebih dahulu.
"Wah ati-ati dilabrak sama Emma kayak tadi pagi"ucap Willy teman kelas Levina .
Levina sebenarnya takut tapi mau bagaimana lagi ini adalah tugas.
******
Mereka diperintahkan untuk memegang tabung-tabung kecil berisi zat-zat kimia. Awalnya Levina biasa saja saat memegang nya, cairan berwarna biru itu.
"Perhatian dan jangan sampai kena kulit kalian"ucap Pak Erick. Mereka mengangguk paham hingga guru itu menjelaskan.
Levina menatap cairan itu,namun warna biru pada cairan itu tiba-tiba berubah menjadi merah. Tidak mungkin itu karena perubahan secara alami.
Namun ia mencium aroma anyir yang biasanya terdapat pada darah. Levina menatapnya,semakin lama cairan itu semakin bertambah,dan aroma darah semakin tercium.
Konsentrasi nya semakin terpecah saat ia mendengar teriakan seoranh wanita.
Sampai tanpa sadar ia menumpahkan cairan itu sampai mengenai pergelangan tangannya."Aaghh.."teriaknya, semua mata tertuju padanya.
"Levina,kamu bikin ribut aja,keluar kamu kalau tidak ingin ikut pelajaran saya"ucap Pak Erick. Liam segera membantu Levina dan keluar dari laboratorium itu.
"Kenapa bisa kayak gini?"tanya Liam,sambil memegangi tangan Levina yang tengah ia bersihkan dengan air mengalir.
"Aku tadi nggak sengaja Kak,maaf"ucap Levina pelan. Tidak mungkin ia menceritakan yang sebenarnya,itu akan membuat Liam tidak percaya dengan nya.
"Lain kali hati-hati, untungnya tangan kamu cuma merah gini"ucap Liam,Levina mengangguk.
Semua tidak akan seperti ini jika ia tak melihat darah misterius tadi. Benar-benar menyebalkan.
Bersambung..
Dah ya ini yang request horor romantis
Jangan lupa vote Komen,hargai author nya 😥😥😥
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~