Sore itu Levina datang ke Rumah Sakit untuk melihat keadaan Emma, seharusnya tadi ia ikut ke Rumah Sakit tapi pihak sekolah tak mengizinkan dikarenakan Levina ada ujian. Jadi baru sore hari ia melihat keadaan Emma.Levina memakai hoodie berwarna army dan celana panjang hitam,rambut pirangnya yang terikat membuat tampilannya sedikit berbeda.
Sebenarnya ia benci Rumah Sakit, pengalaman buruknya ada disini amatlah banyak,belum lagi jika ia dilihatkan hal-hal yang membuat nya merinding.
Saat sampai di ruangan Emma,Levina sudah disambut oleh Liam, yang menunggu didepan ruangan. Levina langsung menghampiri pria itu.
"Kak,kok disini?"tanya Levina,Liam langsung menatap gadis itu. ternyata sudah datang, setelah berjanji melalui pesan singkat.
"Aku kira kamu belum datang"ucap Liam
Levina tersenyum tipis menanggapi nya.
"Gimana keadaan Kak Emma?"tanya Levina,raut wajah pria itu berubah menjadi lebih murung dari pada tadi.
"Dia koma"satu kata itu keluar dari mulutnya.
"Tadi jatuhnya cukup parah, karena dia jatuh dari lantai dua"ucap Liam,Levina mengangguk meski tak ada yang memberi tau, sebenarnya ia tau jika Emma akan mengalami hal demikian.
"Boleh aku liat keadaan nya"ucap Levina
"Ayo,aku antar"ucap Liam, mereka berdua masuk ke dalam ruangan tempat Emma menikmati tidur panjangnya. Dan itu pun disebabkan karena ulahnya sendiri.
Levina menatap gadis yang tertidur dengan berbagai alat bantu pernafasan pada tubuhnya. Levina menyentuh tangan Emma sebentar.
"Dia koma kurang lebih selama sebulan,dia bakal bangun kok"ucap Levina,Liam menatap gadis dihadapannya. Bagaimana Levina tau bahkan dokter belum mengatakan hal itu.
"Kamu tau dari mana,kalau Emma koma selama sebulan?"tanya Liam, Levina mengigit bibir bawahnya, seharusnya ia tak mengatakan itu pada Liam. Hingga membuat pria itu curiga.
"Aku cuma nebak aja"jawab Levina.
"Oh,kamu kayak cenayang aja"ucap Liam,Levina hanya tersenyum mendengar nya.
"Keluar dulu yuk, sebentar lagi orang tua Emma kesini"ucap Liam,Levina mengangguk dan mengikuti langkah kaki pria itu.
Mereka keluar dari Rumah Sakit,menuju sebuah restoran pizza, karena sebagai janji Liam,jika sore ini ia akan mentraktir Levina sebagai tanda permintaan maafan atas kesalahan Emma.
******
Liam tak bisa mengalihkan pandangannya dari Levina yang tengah memakai pizza yang mereka pesan, ternyata meski terkesan misterius,gadis itu tak sungkan memakan makanan didepan orang,meski begitu ia tetap sopan. Dan yang terpenting ia tak seperti Emma, kekasihnya. Saat diajak makan seperti ini Emma lebih fokus pada handphone nya untuk mencari tau gosip-gosip artis western favoritnya.
"Eh, kenapa Kak kok nggak dimakan?"tanya Levina saat sadar jika Liam memperhatikan nya.
Liam tersenyum tipis padanya, lalu mengulurkan tangannya.
Levina menatap nya,tak mengerti dengan apa yang pria itu lakukan."Kalau makan pelan-pelan"ucap Liam, sambil membersihkan sisa makanan disudut mulut Levina.
Levina hanya tersenyum singkat dan menatap pria itu dalam-dalam.
"Kak,kalau Kak Emma meninggal, gimana?"ucap Levina secara tiba-tiba.
Bersambung...
Vote comment guys :)
Sebenarnya pas awal nulis ini,aku mau genrenya dewasa, tapi ku ubah karena ini anak SMA, kalian setuju gak kalo ada konten dewasa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~