Levina terdiam di kamarnya saat mengingat siapa yang tadi datang.
Pria itu lama menghilang.
Lalu datang dengan orang baru yang tak lain tak bukan adalah Kakak dari Levina sendiri.Dan yang lebih menyedihkan nya lagi. Mereka akan merencanakan pertunangan mereka.
Levina tak mungkin berontak dan berteriak jika ia mencintai pria itu. Yang ia bisa lakukan hanyalah membiarkan mereka bahagia meski ia yang terluka. Biarlah ia menjadi lilin. Yang rela menerangi kegelapan meski ia sendiri yang harus terbakar.
Levina tak menyangka jika pria itu akan kembali datang saat Levina hendak melupakan nya, hingga semua sia-sia.
Ketukan pintu kamarnya, membuat Levina menghembuskan nafas panjang. Ia langsung menuju pintu. Ternyata Riana datang.
"Kak Riana, ada apa?"tanya Levina, Riana tampak memperhatikan penampilan Levina. Hotpants dan tank top putih, yang Levina pakai saat itu. Selama Riana meninggalkan Levina ternyata gadis itu berubah menjadi wanita dewasa seperti saat ini.
"Kakak mau keluar,kamu ikut atau---
"Enggak"jawab Levina singkat. Ia yakin jika Riana akan keluar bersama pria itu,maka dari itu Levina tak ingin mengikuti Kakaknya untuk pergi.
"Kalau begitu, hati-hati ya di rumah"ucap Riana, Levina mengangguk dan kembali masuk ke kamarnya.
Riana menatap pintu kamar Levina. Sejak ia datang,ada yang berbeda dengan Levina.
Namun suara klakson mobil, membuat Riana berhenti memikirkan Levina,ia segera pergi dari depan kamar sang adik.
******
Katakanlah ini salah Levina, karena membuka hatinya untuk pria itu,dan kini Levina yang terluka. Empat tahun menunggu dan berakhir di tinggal menikah. Mungkin kata itu tepat untuk Levina."Andai saja aku tidak membuka hati ku untuk Liam, mungkin rasanya tidak akan sesakit ini saat tau dia ada yang memiliki"ucap Levina,ia memandangi foto dirinya saat ia masih duduk di bangku SMA. Foto itu menampilkan dirinya yang berdiri disebelah Liam, mungkin itu foto terakhir dirinya dengan pria itu.
Ia meletakkan handphone nya dan kini beralih ke laptop nya. Salah satu hobinya saat sunyi,sepi dan sedih seperti saat ini adalah menonton video khusus dewasa, bahkan tak jarang Levina ber- manstrubasi. Dengan objek tentu saja pria itu, tak ada lagi yang lain.
Beberapa menit Levina melihat adegan dewasa di layar laptop nya, ia kembali menutup laptop nya lalu berjalan menuju kamar mandi di kamarnya.
Levina melepaskan hotpants yang ia kenakan lalu duduk diatas toilet sambil membuka lebar-lebar kedua kakinya. Levina langsung memasukkan ketiga jarinya ke dalam liang kenikmatannya, satu tangan Levina ,ia pakai untuk meremas payudara nya sendiri.
Levina mengigit bibir bawahnya karena menahan rasa nikmat yang ia dapatkan dari permainan nya sendiri.
"Aakh---aah---inihhh---nikmat-----"ucapan-ucapan kotor itu keluar dari mulut Levina, terdengar seksi dan menggairahkan bagi siapa saja yang mendengar nya.
"Aaakhh----"desahan panjang terdengar ketika ia sudah sampai puncak kenikmatan nya.
Cairan itu seolah meleleh dari dalam lubang inti Levina. Sedangkan sang pemilik,masih mengatur nafas nya, hingga membuat kedua gunung kembarnya menjadi naik turun.
Namun tiba-tiba saja pintu kamar mandi Levina terbuka.
"Levina---"
Levina melihat ke depannya.
"Liam--"ucap Levina dengan wajah terkejut.
Bersambung..
Vote comment for fast up :)
Thanks :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~