24.Selamat tinggal

1.1K 65 12
                                    

Hujan di bulan April,membuat banyak orang mengeluh, apalagi jika hujan turun pada sore hari, tentunya membuat beberapa orang yang sudah selesai menyelesaikan pekerjaannya seharian,harus menunda kepulangan nya, dikarenakan air yang turun dan tak mau berhenti.

Seperti Levina saat itu, dirinya tak resah karena harus menunda kepulangan nya namun ia resah dan khawatir tentang pria yang akan menjemputnya sore itu,sesuai janjinya.

Sore itu hujan turun lumayan deras,namun untung nya tidak disertai angin ataupun petir. Meski begitu tetap saja Levina khawatir terhadap Liam.

Levina harap pria itu baik-baik saja saat ini dan besok, seterusnya,saat Levina mengambil keputusan nya. Levina tau dirinya egois tapi ini harus di lakukan demi kebaikan.

******

Satu jam Levina menunggu, akhirnya Liam,datang menghampiri Levina. Dia memasang wajah khawatir pada Levina,baik Levina pun begitu.

"Maaf aku terlambat,ada pekerjaan yang harus aku selesaikan tadi"ucap Liam, Levina akhirnya lega mendengar penjelasan pria dihadapannya.

"Syukurlah,aku kira ada sesuatu yang terjadi"ucap Levina.

"Tidak perlu khawatir,dan sekarang lebih baik kita langsung pulang"ucap Liam, berusaha menenangkan Levina. Levina menyetujui nya,semakin cepat mereka pulang, berarti semakin cepat Levina akan mengambil keputusan nya.

*****

Jalanan sore itu sangat ramai, hingga lagi-lagi mereka terjebak macet. Gerimis bahkan masih melanda membasahi tanah ibu kota.
Levina tak menyangka, jika dirinya sudah lama hidup di tempat ini, di kota ini. Dan di hati seorang pria di sampingnya.
Levina merasa hidup saat pria itu mencintai nya,namun takdir itu sangat kejam.
Kenapa Levina harus mencintai nya yang sudah berdua.

Terkadang Levina merasa bersalah,namun apa mau dikata. Segalanya sudah diatur oleh Tuhan. Bila ada pertemuan pasti ada yang namanya perpisahan. Iya kan..?

Levina menatap Liam,dari samping, pria itu tersenyum fokus ke jalanan basah di depan mobil mereka.

"Haruskah sesingkat ini"batin Levina.

*******

Tak terasa , mereka sudah sampai dirumah.
Kali ini mereka berdua di sambut oleh Riana.

"Dari mana saja kalian,jam segini baru pulang?"ucap Riana. Lebih tepatnya menyindir.

Tak ada yang menjawab pertanyaan Riana, yang tentu membuat wanita cantik itu kesal.

"Kalian tuli ya"ucap Riana lagi.

"Kamu bisa lihat kan, kalau kita memakai pakaian kerja, jadi kamu tidak perlu bertanya"ucap Liam, tanpa basa-basi lagi, ia langsung menggandeng tangan Levina,agar menjauh dari Riana yang menatap kesal mereka.

******

Levina terus saja menatap Liam, yang memang malam itu,berada di kamar Levina, untuk menyelesaikan pekerjaan dan beristirahat.

Levina kembali berpikir,apa keputusan yang ia ambil salah?.
Atau memang ini yang harus Levina lakukan?.

"Ayo tidur, dengan menatap ku, tidak akan membuat rasa lelah mu hilang"ucap Liam, Levina tersenyum mendengar nya.

"Aku tidak menatap mu,Liam"ucap Levina.

"Oh ya,tapi aku tau jika kamu menatap ku dari tadi"ucap Liam.

Baiklah Levina akui, jika ia ketahuan sedang menatap Liam, tidak terlalu memalukan bukan.

Mereka berbaring di satu ranjang yang sama,meski belum ada status di antara mereka dan tidak akan pergi ada.

"Selamat malam.."ucap Liam,ia tersenyum pada Levina.

Levina membalas senyuman itu.

"Selamat malam"ucap Levina.

*****

Levina menatap wajah Liam, yang sudah tertidur. Raut wajah Levina, berubah sedih seketika.

"Maafkan aku.."ucap Levina.

******

Pagi itu Liam, bangun dari tidur nya semalam, ia menatap di sampingnya,namun Levina sudah tidak ada. Ia pikir, mungkin Levina sudah bersiap-siap untuk berangkat ke Rumah Sakit.

Namun Liam, menemukan selembar kertas diatas bantal tempat Levina. Liam mengambilnya. Dan itu adalah surat dari Levina.

Ini aku, Levina, orang yang selalu mencintaimu,sejak dulu,alias sejak masa SMA kita.
Mungkin saat kamu membaca ini,aku sudah tidak di samping mu.

Harus kamu tau Liam.
Aku tidak pernah menyangka jika semua akan menjadi seperti ini.

Aku dan kamu, menjadi kita saat kamu telah berdua. Aku tidak ingin ada yang tersakiti,maka dari itu aku memilih mundur dan pergi.

Jangan kira dengan kepergian ku,aku tidak mencintaimu. Aku sangat mencintaimu.
Tapi ini adalah keputusan ku.

Aku mohon jangan mencari ku,kamu harus bahagia dengan nya. Aku tidak ingin ada yang terluka. Dan jika ada biar aku yang terluka.

Aku akan menemuimu jika aku siap.

Selamat tinggal.. aku selalu mencintaimu.

                    ..... Levina .....



***************************

Tamat.




















Hehehe,gak kok,tenang aja hehehe 😄
Vote komen yaa.

LevinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang