Di media itu keadaanya Levina bukan visualnya :)
"Levina, sebaiknya jangan mencoba untuk bermain api, karena jika sudah terlanjur kamu tidak akan bisa menandakan nya"ucap Liam, Levina tau itu bukan ucapan biasa, pastinya ucapan itu memiliki makna untuk Levina.
Levina menatap Liam, dan pria itu langsung berlalu dari Levina.
"Apa aku salah"ucap Levina, Liam menghentikan langkahnya. Lalu menatap Levina yang juga menatapnya.
"Kamu salah Levina, dan jangan lakukan ini lagi"ucap Riana yang tiba-tiba datang.
"Sebentar lagi, Mama sama Papa datang"ucap Riana
"Untuk membicarakan pertunangan Kakak"ucap Riana, Levina tak menjawab,ia segera pergi dari tempat itu.
Liam menatap kepergian Levina, sejujur nya,ia rasa tak seharusnya Riana mengatakan hal itu, seharusnya Riana bisa lebih lembut lagi pada sang adik.
"Aku siap-siap dulu ya"ucap Riana,Liam mengangguk, ini memberinya kesempatan untuk menemani Levina yang baru saja pergi.
********
Pintu kamar Levina terbuka, Liam melihat didalam kamar Levina, Levina sedang duduk di depan cermin.
Liam pun menghampiri nya.
Liam sudah berdiri dibelakang Levina, Levina hanya menatap sekilas pria itu.
"Tidak mengganti baju mu?"tanya Liam
Levina menggeleng
"Kenapa?"tanyanya lagi
Levina lagi-lagi menggeleng. Liam paham kenapa Levina seperti ini, ucapan nya dan Riana tadi mungkin terlalu kasar pada Levina.
"Maaf karena tadi ucapan kami terlalu kasar"ucap Liam.
"Nanti malam orang tua kamu datangkan, seharusnya kamu tidak terlihat sedih"ucap Liam
"Yang seharusnya bahagia kan Kak Riana bukan aku"ucap Levina.
Mereka terdiam setelah Levina mengatakan itu. Ya,memang benar yang ia katakan, yang bahagia adalah Riana bukan Levina.
"Kenapa kamu mencintai Kak Riana?"tanya Levina tiba-tiba. Liam menatapnya dari cermin.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"tanya Liam.
"Karena aku tau saat dulu, kamu begitu mencintai Emma dan kenapa sekarang tiba-tiba kamu mencintai kakakku"ucap Levina, tanpa menatap bayangan Liam dari cermin.
"Semua berubah---
"Semua tidak akan berubah kalau kamu memang benar-benar cinta"potong Levina, Liam menatap bayangan Levina dari cermin, Ya, ia tau wanita itu terluka karena dirinya dan Riana.
"Apa kamu tidak rela dengan pertunangan ini"ucap Liam,Levina terdiam lalu menggeleng.
"Aku hanya bertanya"ucap Levina
**********
Malam itu kedua keluarga perkumpul untuk membicarakan tentang pertunangan anak pertama mereka,semua ada kecuali Levina, entah kemana perginya wanita itu. Orang tua Levina dan Riana ada begitupula dengan Liam, namun semua terasa asing saat tak ada Levina.
"Kamu panggil Levina ya, aku enggak mungkin pergi kalau ada keluarga"bisik Riana pada Liam, ia mengangguk, dengan beralasan ke kamar mandi,ia segera pergi menemui Levina.
Liam membuka pintu kamar Levina dan wanita itu terlihat frustasi, ia memakai kemeja putih yang tidak dikancingi sehingga pakaian dalam berwarna senada dengan kulitnya terlihat. Liam langsung menghampiri nya.
Ia masih punya hati jadi ia tak membentak Levina, justru ia duduk di dekat Levina yang berada di tempat tidurnya.
"Mama dan Papa kamu sudah menunggu,apa kamu tidak ingin menemui mereka"ucap Liam dengan nada lembut.
Levina menggeleng lesu. Liam mengusap lembut pipi Levina, ia paham jika wanita itu benar-benar terluka dan lebih sedih nya,Liam tidak bisa membantunya, jika ia membantu Levina tentu saja itu akan menyakiti Riana.
"Sekarang kamu tidur saja"ucap Liam
"Apa mereka tidak marah?"tanya Levina
Liam menggeleng.
"Aku akan bilang kalau kamu sedang beristirahat"ucap Liam, ia tersenyum pada Levina,lalu membantu mengubah posisi Levina agar berbaring. Kalau seperti ini bagaimana Levina tak jatuh cinta padanya.
Bersambung
Aku mau nanya ya,ini berhubungan sama part selanjutnya.
Kalian sukanya, Liam sama Riana atau Levina?
Dan apa alasannya?Jawab ya biar up nya cepet :)
Thanks, btw stay healthy and stay positive ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~