"Kak,kalau Kak Emma meninggal, gimana?"ucap Levina secara tiba-tiba.
"Apa maksud kamu?"ucap Liam dengan terheran-heran.
Levina baru sadar atas ucapan nya. Tidak ini bukan dirinya.
"Eh lupain aja Kak"ucap Levina
Liam menatap gadis itu.
"Aku antar kamu pulang ya"ucap Liam
Levina mengangguk pelan. Entah sekarang tiba-tiba ia merasa aneh,sesuatu merasuki dirinya.
Liam memberhentikan mobilnya tepat didepan rumah Levina,Levina tersenyum sebagai ucapan terimakasih nya,namun ia bisa melihat dan merasakan kesedihan yang Liam rasakan. Tapi ini bukan tentang Emma.
"Ada apa Kak,kok kayak bingung gitu?"tanya Levina
Liam menatapnya.
"Enggak kok,aku cuma lagi mikir aja soal ujian ku"ucap Liam,Levina mengangguk ia ujian bagi siswa-siswi kelas 12,akan dilaksanakan seminggu setelah Emma sadar.
"Seminggu sebelum itu pasti Emma udah sadar"ucap Levina, dan sekarang ia merasa malas jika harus menyebut nama kekasih dari pria dihadapannya itu.
"Kamu tau tentang semuanya"ucap Liam
"Hanya menebak"ucap Levina.
"Kamu percaya pada seorang indigo"ucap Liam,Levina terdiam,ada apa sehingga Liam secara tiba-tiba membicarakan tentang indigo.
"Mungkin,memang kenapa?"tanya Levina
"Hanya bertanya"ucap Liam,sambil tertawa. Levina tersenyum tipis, hampir saja ia menanggapi serius ucapan Liam.
"Aku ke rumah dulu ya Kak"ucap Levina
"Baik, terimakasih udah mau datang"ucap Liam
"Terimakasih juga buat traktiran nya"ucap Levina yang disambut senyuman oleh Liam. Manis. Batin Levina.
*******
Levina masuk ke rumah dan tiba-tiba Riana, Kakaknya menghampiri Levina dengan tatapan menyelidik.
"Dari mana kamu Lev?"tanya Riana,selama ini Levina hanya tinggal dengan Riana karena kedua orang tua mereka tengah berada di luar negeri mengurus pekerjaan mereka.
"Rumah Sakit Kak"jawab Levina,ia duduk di sofa rumahnya.
"Pulang sama siapa?"tanya Riana
"Sama Kak Liam"jawab Levina
"Cuma berdua?,yakin nggak ada yang ikut lagi?"tanya gadis yang berbeda sekolahan dengan Levina itu.
"Siapa?"tanya Levina,Riana yang sama kelebihan nya dengan Levina pun menunjuk ke belakang Levina.
"You're not alone"ucap Riana
Levina menatap ke belakang dan itu adalah Roh dari Emma.
"Kak Emma"ucap Levina yang terkejut.
"Hai Levina"ucap Emma dengan wajah pucat
"Gue kayak gini gara-gara loe,dan loe harus ngerasain apa yang gue rasain Levina!!"teriak Emma
Levina tak bisa berkata-kata lagi. Kenapa bisa arwah Emma berada disini.
Emma terlihat tertawa sebelum menghilang bersama dengan asap hitam.
Rina langsung mendekati Levina.
"Dia berbahaya,dia menganggap dirinya meninggal dan itu gara-gara kamu"ucap Riana
"Meninggal?,Kak tapi aku bisa liat kalau dia itu hidup"ucap Levina
"Dia koma Lev, dan roh nya keluar dari raganya,disitu membuat dia yakin kalau dia sudah meninggal"jelas Riana,Levina terdiam mendengarkan itu.
"Dia bisa masuk ke tubuh kamu dan mencelakai kamu"ucap Riana,Levina menatapnya tentu saja ia takut.
Wajar,dan manusiawi, manusia pasti takut mati,termasuk Levina.
"Cara untuk mencegahnya apa Kak?"tanya Levina
"Membunuh Emma"
Bersambung
Vote comment nya ya guys
Thanks:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~