Riana masuk ke dalam rumah nya, dengan sebuah senyuman yang tak luntur dari bibirnya sedari tadi. Terutama setelah bertemu dengan Liam.
"Ke minimarket kenapa nggak ajak aku"ucap Levina yang tiba-tiba menghampiri Riana.
"Tidurmu terlalu pulas"ucap Riana, Levina memasang wajah kesal. Lalu melihat senyuman Riana,membuat Levina curiga.
"Ke minimarket sama pacar yaa"ucap Levina, Riana menatap Levina.
"Enggak, sendiri"ucap Riana, namun sayangnya Levina bukanlah tipe gadis yang mudah dibohongi. Ia tau.
"Ketemu sama Liam,ya"ucap Levina, Riana tersenyum pada Levina.
"Ternyata dia asik ya orangnya"ucap Riana,ia duduk di sofa,sambil membayangkan saat ia dan Liam bertemu.
Levina langsung meninggalkan Kakaknya,menuju kamar.
Baru saja ia masuk ke kamar, Levina melihat seorang gadis duduk membelakangi nya di tempat tidur Levina.
"Kamu siapa?"tanya Levina,tubuh mungil itu berbalik arah untuk bertatap dengan Levina.
Levina hampir saja berteriak saat melihat Emma, dengan wajah berlumuran darah dan wajah yang benar-benar pucat.
"Emma, apa yang kamu lakukan disini"ucap Levina
"Gue mau mati"ucap Emma
"Kenapa, bukannya sebulan lagi kamu bakal sadar dari koma"ucap Levina
"Gue tau-----
"Kematian kamu bukan karena aku"potong Levina,Emma menatap Levina meski Levina agak jijik melihat wajah mengerikan Emma.
"Kenapa,tentu ini karena Loe, seandainya Loe enggak bikin gara-gara pasti semua akan baik-baik aja"ucap Emma, tentunya membuat Levina merasa marah.
"Emma stop!,kamu hanya terlalu cemburu pada Liam"ucap Levina, sedikit membentak.
Emma terdiam.
"Udahlah, gue cuma nitip pesan ke Liam,bilang ke dia kalau gue cinta sama dia---
"Emma----"belum saja Levina berkata,Emma menghilang begitu saja dari hadapan nya.
"Enggak mungkin Emma meninggal"ucap Levina, buru-buru ia keluar dari kamar nya.
Bahkan Levina tak menghiraukan panggilan Riana, tujuan Levina saat ini adalah Rumah Sakit tempat Emma dirawat.
*****
Didepan ruangan Emma, Levina melihat dua orang yang seperti itu adalah orang tua Emma. Levina langsung menghampiri mereka.
"Permisi Om, Tante"ucap Levina,dua orang itu nampak sedih.
"Kamu siapa?"tanya pria yang sepertinya Ayah dari Emma.
"Saya temannya Emma"jawab Levina
"Emma sudah meninggal"ucap Ayah Emma.
Bersambung..
Vote comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~