Levina tersenyum bahagia, meski hatinya menangis. Bagaimana tidak, Liam, tetap memaksa nya untuk menikah dengan dirinya. Tanpa perduli kondisi Levina saat ini.
Dan dihadapan banyak orang, pria itu mengucapkan sumpah nya untuk menjadikan Levina sebagai istrinya.
Akhirnya mereka sudah sah menjadi pasangan suami istri. Meski dengan kondisi Levina yang sedang sakit.
*******
Liam masuk ke kamar yang ia tempati bersama Levina. Di kamar itu sudah ada Levina yang berbaring di atas ranjang.
Liam menghampiri nya sambil membawa obat untuk Levina beserta air putih.
"Ini obat kamu"ucap Liam, Levina langsung duduk.
"Enggak perlu repot, lain kali biar aku ambil sendiri"ucap Levina.
"Tidak repot,lagipula itu sudah tugas ku"ucap Liam, ia tersenyum pada Levina. Levina merasa beruntung karena ia bisa menghabiskan sisa-sisa umur nya bersama Liam, meski hanyalah sebentar.
Liam menatap Levina yang sedang mengonsumsi obat nya. Lagi-lagi hatinya terasa sakit melihat itu semua, ia tak sanggup jika suatu saat Levina pergi lagi dari hidup nya.
"Ini tissu nya"Liam menyerahkan kotak tissu yang ada di dekat tempat tidur mereka.
" Terima kasih ya"ucap Levina dengan tulus ,Liam tersenyum padanya, tanpa seizin Levina, Liam langsung memeluk erat tubuh lemah Levina.
"Kenapa harus berterimakasih, inikan tugasku, kita sudah menikahkan"ucap Liam, Levina tersenyum dibalik pelukan hangat itu.
"Iya aku ingat, cincin di tangan ku akan selalu aku lihat kalau aku lupa"ucap Levina, berusaha mencairkan suasana yang ada.
"Terima kasih karena mau menjadi istri ku"ucap Liam.
Levina tersenyum mendengar nya.
"Aku juga bahagia kalau aku menjadi istri mu,setidaknya saat waktu ku sudah habis, aku bisa meninggal dalam pelukan mu"ucap Levina, suaranya terdengar bergetar namun Levina usahakan tidak menangis disini.
Liam mengeratkan pelukan nya, ia menangis, ya Liam menangis saat mendengar kata yang Levina ucapkan.
Liam tidak bisa membayangkan saat, ia memeluk erat Levina, tiba-tiba tubuh wanita itu kaku dan detak jantung nya berhenti saat itu. Bahkan untuk mengatakan nya, Liam benar-benar tidak bisa dan tidak sanggup."Liam, boleh aku ke kamar mandi sebentar"ucap Levina, Liam segera menghapus air mata nya lalu melepas pelukan nya.
Levina langsung berlari ke kamar mandi.
****
Di kamar mandi, Levina menangis sepuasnya, hatinya terasa perih saat mendengar tangisan dari Liam, yang tidak pernah ia dengar sebelum nya.
Jika saja penyakit ini bisa sembuh, Levina akan bahagia namun sayangnya tidak bisa. Yang ia dapatkan sekarang hanyalah sebuah pernikahan tanpa sentuhan. Levina tidak memikirkan dirinya tapi Levina memikirkan Liam, sebagaimana yang ia tau jika suaminya adalah laki-laki normal, dan Levina merasa tidak berguna dengan hadir nya dirinya, di tambah lagi, hidup Levina yang hanya bergantung pada obat, bisa saja kapanpun ajal menjemput nya.
Tapi kenapa Liam, masih saja mau mencintai nya bahkan menikahinya dengan kekurangan yang Levina miliki, bahkan Liam rela membatalkan pertunangan nya dengan Cantika, wanita yang lebih sempurna dari pada Levina.
Bersambung..
Terharu deh, mau nangis gak jadi karena tiba-tiba pas lagi nulis di kamar ada ular 🥺🙂💔
Vote comment ya🙂💖🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~