"Aku tidak bisa dan tidak akan pernah bisa untuk bersama dengan kamu, lagi"ucap seorang wanita pada pria yang duduk diam di samping nya.Mereka keluar dari sebuah acara pertunangan. Mereka adalah Levina dan juga Liam, yang masih tidak percaya akan kembali nya Levina.
"Aku tau kamu kecewa dengan ku"ucap Liam. Levina menggeleng, ia tersenyum pada Liam.
"Aku memang sedikit kecewa, tapi itu tidak masalah, lagipula kamu harus mencari ibu untuk Lily"ucap Levina,dengan sangat tenang, meski yang ia ucapkan semua adalah kebohongan. Tidak mungkin ada orang yang baik-baik saja saat melihat orang yang selama ini dicintai, harus bersama orang lain.
"Siapa namanya, dan berapa umur nya?"tanya Levina, senyuman tidak luntur dari bibirnya meski sakit di hatinya.
"Cantika, umurnya baru dua puluh tiga tahun"jawab Liam. Levina tertawa.
"Pedofil kamu"canda Levina, Liam tersenyum, sudah lama Liam tidak melihat senyuman pada bibir Levina.
Liam meraih wajah Levina, ia melihat ke bibir merah wanita itu. Berniat untuk menciumnya, Levina yang sadar pun langsung menghentikan aksi Liam.
"Jangan"ucap Levina, mencegah.
"Kenapa?"ucap Liam.
Levina menggeleng.
"Apa kamu takut Cantika akan melihat nya"ucap Liam, menebak.
" Tidak,sudahlah lupakan itu"ucap Levina.
"Levina, apa kamu marah? "tanya Liam. Levina menggeleng.
"Aku tidak marah, kamu tidak perlu berpikir seperti itu"ucap Levina
" Maafkan aku___
"Tidak bukan salah mu, aku yang salah andai waktu itu aku tidak terlalu cepat mengambil keputusan"ucap Levina, Liam menatap Levina, andai ia bisa bersabar untuk menunggu Levina.
Levina mengambil sesuatu dari tasnya.
" Ini alamat rumah ku dan ada nomor telefon ku juga"Levina menyerahkan selembar pada Liam.
"Apa kamu tidak tinggal di rumah ku lagi?"ucap Liam, senduh.
Levina tersenyum.
"Semua sudah berubah dan kita harus terbiasa dengan hal yang baru"ucap Levina,Liam langsung memeluk tubuh Levina dan menyekapnya erat.
Levina ingin sekali menangis, tapi air mata nya pasti akan menyakiti Liam.
"Aku mau pulang, seperti nya Mama sudah menunggu ku"ucap Levina. Dengan terpaksa akhirnya Liam melepas pelukan nya.
"Besok aku akan datang ke rumah mu"ucap Liam, Levina tersenyum.
"Baiklah, aku tunggu"balas Levina.
Liam menatap berat kepergian Levina, kenapa semua seperti ini, di saat Liam menemukan cinta baru, cinta lama nya kembali. Takdir memang selucu itu.
******
Sepanjang perjalanan nya, Levina terus mengusap air matanya dengan tissu. Hari ini cukup berat, dan cukup hancur. Namun Levina yakin ini yang terbaik, Liam harus bahagia dan bukan Levina kebahagiaan nya . Levina memang bisa membahagiakan Liam, namun itu hanya sementara sebelum ia pergi untuk selamanya.
Levina turun dari mobilnya, sakit itu muncul lagi, namun ia berusaha untuk masuk ke rumah nya.
Saat membuka pintu, Levina sudah di sambut oleh sang Ibu yang memasang wajah khawatir.
"Levina__"ucap Aline, ia ingin sekali mendekati Levina namun Levina mengisyaratkan agar tidak mendekati nya, sampai akhirnya Levina berada di titik terlemah nya. Levina pingsan.
Bersambung..
Vote comment kan aku dan double up
🌺🌺🌺
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~