****
Levina merasa sedikit lega karena sudah menemukan orang yang ia rindukan namun ia kembali khawatir, karena sekarang sudah waktu dini hari, sedangkan batas bisa keluar atau masuk ke tempat ini adalah tepat tengah malam atau jam dua belas malam sampai satu dini hari serangkan saat ini sudah melampaui jam nya dan arti nya mereka harus menunggu beberapa waktu.
Levina duduk di samping Liam, bagaimana Levina harus menemani Liam karena Levina yang paling mengerti tentang hal-hal seperti ini. Namun Levina masih berpikir, apa Liam benar-benar menerima nya dalam raga yang berbeda seperti ini.
Levina menatap Liam yang temenung dan menatap lurus ke depan. Levina tau ada sesuatu yang Liam pikiran. Apa ini tentang Levina.Levina menggenggam tangan Liam, dan hal itu membuat Liam menatap Levina.
"Ada apa?"tanya Liam, Levina menatap dalam Liam, sudah lama sekali Levina tidak merasakan sentuhan dari Liam, Levina sangat merindukan saat Liam menyentuh setiap inci tubuhnya.
Tanpa seizin Liam, Levina menyatukan bibir mereka, awalnya Liam merasa terkejut, namun akhirnya Liam membalasnya, ia melumat bibir wanita yang ia rindukan selama ini dan tidak pernah ia sentuh beberapa tahun ini.
Namun lumatan itu tak bertahan lama saat Liam langsung melepaskan nya, Liam terlihat memikirkan sesuatu."Apa yang kamu pikirkan, bukankah kita sudah bertemu"ucap Levina, Liam menunduk.
" Aku hanya terkejut dengan wajahmu yang sekarang"ucap Liam, Levina paham sekarang, jika Liam masih ragu dengan kebenaran bahwa yang bersama nya adalah Levina istrinya yang sudah berubah raganya.
"Aku paham keraguan kamu"ucap Levina.
"Tapi setidaknya percayalah dengan cinta mu"ucap Levina
" Jika cinta mu percaya dengan ku pasti kamu juga percaya kalau ini benar-benar aku"ucap Levina. Liam menggenggam tangan Levina, rasanya aneh tapi Liam sedikit terbiasa dengan genggaman tangan ini.
"Aku ingin cepat keluar dari sini"ucap Liam, berniat menggoda Levina.
" Memang kamu ingin apa kalau sudah keluar dari sini"ucap Levina sambil menatap mata Liam. Liam tersenyum pada Levina.
"Menyentuhmu"ucap Liam, Levina tersenyum, pipinya bahkan memerah saat mendengar ucapan itu.
" Kalau begitu aku harus menggodamu"ucap Levina di barengi dengan tawa ringan.
Liam tersenyum mendengar nya, begitupun Levina, ia harap ini adalah akhir penderitaan mereka. Mereka saling bergenggaman tangan, berharap tak ada lagi yang memisahkan mereka.
"Aku mencintaimu.. "ucap mereka secara bersamaan.
Bersambung ....
Vote comment 💜
Thx❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~