Wanita itu keluar dari rumah tua yang ia tinggali satu tahun ini, saat ia melihat di luar, gerimis mulai membasahi tanah sedikit demi sedikit. Sehingga suasana semakin mencekam dari pada sebelum nya. Ia melihat kanan kiri dan memang semua rumah disini sudah tua dan beberapa bangunan rapuh seperti hatinya.
"Kau belum meminum teh mu"ucap wanita tua yang menyusulnya dari dalam rumah.
Wanita cantik itu mengambil segelas teh dari wanita paruh baya bernama Merryana itu. Sudah satu tahun wanita itu membawanya kemari.
"Aku ingin bertanya, dengan apa yang Kakakku lakukan?"tanya nya. Merryana menatap wanita yang ia culik roh nya itu.
"Ragamu adalah anakku, dulu anak gadis ku ingin menikah dengan seorang pria yang sangat ia cintai, tapi di hari pernikahan nya, Kakakmu membunuh anakku"jelas Merryana
"Anak ku Mellisa adalah seorang anak istimewa yang memiliki indra keenam,dia sering di sebut aneh karena sering bicara sendiri dan karena aku ibunya adalah pelaku ritual"Jelas Merryana
"Jadi aku sudah benar-benar meninggal dan aku hidup karena ritualmu"ucap wanita cantik itu dengan wajah yang memasang raut sedih.
Merryana menatap wanita cantik itu, sebenarnya ini bukan kesalahan nya, tapi wanita cantik itu adalah adik dari orang yang membunuh anaknya. Ia hanya ingin wanita cantik itu merasakan jika harus berpisah dengan orang yang ia cintai.
" Aku ingin kau tetap hidup aku ingin melihat anakku, umurnya sama seperti mu"ucap Merryana
Wanita cantik itu menatap lurus kedepan, ingin rasanya ia hidup seperti dulu, kembali bersama seseorang yang ia cintai.
"Aku tau kau ingin pulang tapi itu sangat sulit"ucap Merryana
"Kenapa"tanya nya
"Harus ada yang menjemputmu, Perjalanan disini hanya akan dilewati orang-orang suci,atau mereka akan celaka"ucap Merryana, wanita cantik itu menggeleng, ia ingin pulang tapi ia tak ingin orang yang menjemputnya celaka.
"Tapi jika tidak ingin celaka, orang itu harus bersama anak kecil"ucap Merryana. Wanita itu menatap Merryana, bisa saja seseorang menjemput nya, meski agak susah apalagi saat nanti melihat nya yang sudah berubah dari segi wajah.
"Datangi mimpinya dan suruh dia menjemput mu"ucap Merryana. Wanita itu mengangguk, mungkin ia akan mencoba nya.
*******
Liam terbangun dari tidur nya, namun yang membuat nya terkejut adalah keberadaan nya sekarang, yang tiba-tiba ada di sebuah ruangan gelap, tanpa pencahayaan apapun. Padahal terakhir ia tidur, suasana tidak seperti ini.
Krekk...
Suara pintu yang terbuka membuat nya yakin jika seseorang membawa nya kemari.
"Siapa itu?"teriak Liam.
Tak ada jawaban dari siapapun. Seolah hanya ada Liam disini. Dimana ia dan kenapa bisa ia disini. Akhirnya Liam mulai berjalan mencari pintu keluar atau seseorang yang ada disini.
Namun tak lama setelah Liam melangkah, sebuah tangan menyentuh pundaknya dari belakang. Perlahan Liam menatap ke arah belakang.
Senyuman bahagia terukir manakala ia melihat Levina ada di depan nya.
"Levina, aku merindukan mu"ucap Liam, Levina tersenyum, karena jujur ia juga merindukan sang suami.
Liam memeluk Levina namun Levina tidak bisa di peluk alias tembus.
"Kamu tidak bisa memelukku, aku hanya jiwa tanpa raga"ucap Levina, Liam mendadak diam, Ya, ia baru ingat jika Levina sudah tiada.
"Jemput aku, nanti datanglah ke makam ku"ucap Levina, Liam menatap Levina dengan tatapan tak mengerti. Apa yang Levina maksud.
"Datanglah bersama Lily, aku menunggu mu"ucap Levina sambil tersenyum.
Liam masih terdiam tak percaya atas kata-kata Levina, bahkan ia tak mengerti.
"I love you"ucap Levina sebelum menghilang dari hadapan Liam.
*****
Liam terbangun dari tidur nya, ia masih berada di kamar, dan ternyata tadi hanya mimpi. Mimpi yang terasa nyata.
"Benar-benar seperti nyata"ucap nya
"Ya, aku harus datang ke makam Levina"ucap Liam
"Mimpi itu seperti nyata"tambahnya.
Bersambung..
Nih cerita balik ke genre horror fantasy yaa..
Vote comment for fast up 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~