3.Emma

2.1K 100 6
                                    

Seperti biasanya pagi itu Levina datang ke sekolah dijam 06:30 pagi. Perasaannya merasa ada yang ganjal, pengelihatan tentang darah terus dibayangkan oleh Levina bahkan sampai ia bermimpi.

"Levina---"panggil seorang pria dari belakangnya,Levina memutar badannya kebelakang dan pria itu adalah Liam.

"Kak Liam,ada apa?"tanya Levina

Liam tersenyum dihadapan gadis itu.

"Aku mau minta maaf atas kejadian kemarin"ucap Liam

"Kejadian apa Kak?"tanya Levina

"Kemarin sore"

Levina mengangguk,mengerti atas kejadian kemarin sore.

"Gimana kalau nanti sore,kita makan bareng,aku yang bayar sebagai permintaan maaf ku"ucap Liam, Levina mencerna kata-kata pria itu. Sore nanti mungkin ia bisa,lagi pula ia tak ingin kejadian menyeramkan itu terjadi lagi.

"Emm,Kak Emma..?"ucap Levina dengan tatapan bertanya.

"Soal itu aku bisa atur"ucap Liam, dengan santai.

"Ya udah,aku mau"ucap Levina

Liam tersenyum

"Nanti pulangnya aku tunggu di gerbang ya"ucap Liam,Levina mengangguk sambil menatap mata cokelat pria dihadapannya.

*******

Levina menatap soal matematika diatas mejanya, asal kalian tau saja,bahwa Levina adalah salah satu murid yang payah dalam hal pelajaran matematika,ia lebih memilih mengerjakan soal bahasa Inggris dan Spanyol dalam seharian dari pada harus mengerjakan soal matematika.

Namun tiba-tiba handphone miliknya berdering,dari nomer yang tak ia kenal. Sebuah pesan dan sebuah foto.

Aku dengar kelas kamu ada ujian matematika, dan ini aku punya rumus matematika kelas 11

Photo

Ini aku Liam.

Levina tersenyum,dari mana pria itu mendapatkan nomornya. Dan mengirim rumus-rumus yang bisa Levina pahami.
Ia langsung menyimpan nomor itu dan kembali melihat foto yang Liam kirim.

*******

Emma beserta teman-temannya sedang berada di lantai dua yang di khususkan untuk siswa-siswi dari ekstra kurikuler dance. Ya sekolahan ini adalah salah satu sekolah paling mewah dan tentunya mahal. Karena berbagai fasilitas terdapat disekolah ini, seperti mini market, perpustakaan, kolam renang,dan masih banyak lagi, yang tentu membuat murid nya betah untuk tetap berada di sini.

Emma melihat kebawah dari atas lantai dua. Memang ekstra belum dimulai tapi ia sengaja ingin kemari,entah apa yang membawanya sampai disini.

"Gue bener-bener benci sama anak kelas 11 kemarin"ucap Emma,sambil menatap teman-temannya sehingga ia membelakangi pegangan agar tidak jatuh kebawah.

"Kita kerjain aja gimana"usul Cyndy teman Emma.

*****

Levina menghentikan pekerjaannya saat jantung nya berdegup lebih kencang dari biasanya,darah,darah dan darah terus ia lihat.

"Aagghhhh...Emmaaa---------"teriakan beberapa siswi terdengar dibeberapa kelas. Dan Emma,kenapa dengan gadis itu.

Beberapa murid pun keluar melihat apa yang terjadi,Levina pun mengikuti mereka dan.

Beberapa menit sebelumnya

"Gue setuju,gue udah kesel banget sama tuh anak"ucap Emma,dua gadis itu tersenyum,Emma berusaha duduk di besi yang biasa dibuat untuk berpegangan agar tak terjatuh. Namun karena keseimbangan akhirnya.

"Aaagghhhhhh---"

"Aaagghhhhhh---Emmaa.."teriak kedua teman Emma.

****

Levina melihat apa yang dihadapannya,Emma yang berlumuran darah,dan darah yang ia lihat adalah darah milik Emma.

Liam terlihat terpukul atas apa yang ia lihat, kekasihnya yang tengah bersimbah darah.

"Emma,bangun.."teriaknya, Levina mendekati Liam, ia lalu menyentuh darah yang keluar dari tubuh Levina.

"Dia masih hidup,cepat bawa dia ke Rumah Sakit"ucap Levina.

Liam mengangguk,ia dibantu oleh beberapa murid serta guru untuk membawa Emma ke Rumah Sakit.

Bersambung...

Vote comment

Gak dihargai sakit 😥😥❤️

LevinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang