...
Seorang ayah dan anaknya itu masih setia menatap pemakaman seorang wanita yang telah terkubur satu tahun lamanya, dengan meninggalkan banyak kenangan dan kesedihan.
Tidak mudah bagi seorang pria yang tengah berdiri di samping anaknya. Satu tahun begitu sulit untuk Liam. Sudah satu tahun Levina meninggalkan nya, karena sakit yang Levina derita, dan akhirnya Levina menyerah lalu meninggalkan Liam, sendirian.
Bahkan kejadian kepergian Levina masih sangat Liam, ingat. Mengharukan dan menyedihkan.
Flashback
Malam itu Levina bersama Liam, berada di kamar mereka, hanya saling berpelukan karena hanya ini yang mereka bisa lakukan. Tak ada keluhan dari salah satu dari mereka terutama Liam. Bagi mereka, saling mencintai bukan berarti harus saling menyentuh tapi saling mencintai adalah saat mereka mau melawati apapun yang terjadi.
"Aku yakin kamu bisa melakukan semuanya tanpa ku"ucap Levina
"Tidak, aku tidak yakin, karena aku tidak bisa"ucap Liam, Levina menatap nya sendu. Jika saja Levina bisa mencegah sakit ini, ia akan mencegah nya, sayangnya tidak.
"Aku harap, aku bisa bersama mu seterusnya"ucap Levina di sertai senyuman.
"Aku selalu berharap seperti itu"balas Liam.
Mereka saling melempar senyuman, ini adalah hal yang sering mereka lakukan sebelum dan setelah tidur.
Pagi itu Liam, terbangun lebih dahulu, tidak seperti biasanya karena biasanya Levina yang terbangun lebih dahulu.
"Sayang, kamu masih tidur"ucap Liam, pada Levina yang ada didalam pelukan nya.
"Sayang, Levina"ucap Liam, ia menyentuh kulit Levina yang terasa dingin. Segera ia melihat wajah Levina yang terlihat sangat pucat. Dan nafas yang tidak lagi terasa.
"Levina jangan bercanda, sama sekali ini tidak lucu, bangun Levina"berkali-kali Liam, mengoyak tubuh Levina namun tak ada gerakan. Nafas nya berhenti di barengi dengan detak jantung nya yang ikut berhenti.
Flashback off
Tetesan air mata kembali terjatuh dari mata Liam, entahlah setiap mengingat kepergian Levina, ia selalu merasa masuk kedalam dunia penuh kesedihan.
"Mommy akan bersedih saat melihat Daddy, menangis di depan pemakaman nya"ucap Lily, Liam tersenyum mendengar ucapnya sang anak.
"Baik, ayo kita pulang"ucap Liam,gadis kecil di hadapan nya mengangguk,perlahan mereka melangkah meninggalkan tempat pengistirahatan terakhir Levina.
*****
Wanita cantik dengan gaun putih dan sebuah kain yang menutupi sebagian rambut indahnya yang kini berwarna hitam, itu berdiri di hadapan jendela di tengah gelap nya malam. Sudah lama ia berada di tempat ini, tempat asing yang lumayan menyeramkan.
Di tengah gelap nya malam seperti ini, ia sering sekali merindukan seseorang yang lama ia tinggalkan.
"Kau ingat minum teh"ucap seorang wanita paruh baya di belakang wanita cantik itu. Wanita cantik itu berbalik menatap wanita paruh baya di hadapan nya.
"Sudah lama aku hidup di raga ini, apa aku bisa pergi untuk bertemu seseorang"ucap nya.
"Mungkin harusnya seperti itu, dan mungkin ini salahku, karena mengurungmu demi balas dendam ku"ucap wanita paruh baya itu.
"Aku sebenarnya telah mati atau tidak"ucap wanita cantik itu.
"Jika kau mau hidup di raga ini kau hidup, tapi jika tidak berarti kau akan mati, ingat raga mu sudah dikubur"ucap wanita paruh baya itu.
"Tapi kau tau jika raga ini adalah raga anakku, dia seseorang yang bersih dan memiliki kelebihan seperti mu"tambah wanita itu.
"Dan dendam apa yang kau maksud, aku tidak pernah tau dendam yang ada di dirimu?"tanya wanita cantik itu
Wanita paruh baya itu menatap wanita cantik di hadapan nya dengan tatapan membunuh.
"Kakakmu"ucap wanita paruh baya itu.
Bersambung..
Akhirnya up lagi setelah lama gak up😂😂...
Ada yang setia nunggu?
Tapi sedih karena Levina dah meninggal 🥺dan ini kembali ke horror fantasi yaa🙃
Vote comment for fast up💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Levina
FantasyMATURE CONTENT 18+ Horror + fantasy "Aku pernah kehilangan cinta ku dan menemukan nya lagi, lantas apa sekarang aku harus kehilangan ragaku" ~Levina~