10. Dua Kali

1.5K 74 1
                                    

tiba-tiba saja pintu kamar mandi Levina terbuka.

"Levina---"

Levina melihat ke depannya.

"Liam--"ucap Levina dengan wajah terkejut

Levina langsung menutup kakinya, suasana menjadi canggung dan memalukan bagi Levina.

"Aku tunggu diluar"ucap Liam,ia kembali menutup kamar mandi, sedangkan Levina langsung meraih hotpants serta celana dalam nya. Dan segera memakainya.

Sebelum keluar dari kamar mandi,Levina menghembuskan nafas panjang. Pengalaman ini benar-benar memalukan untuk dirinya.

Saat keluar kamar mandi,Levina melihat Liam, yang sibuk dengan ponselnya.

"Kak..."ucap Levina, pria itu menatap Levina. Ternyata Levina sudah puas. Pikirnya.

"Sudah?"tanya Liam, Levina menunduk, pipinya pun memerah malu, karena pertanyaan yang Liam, berikan.

"Tadi aku dan Riana mencari mu,kami akan menghabiskan waktu di rumah"ucap Liam, Levina mengangguk tanpa berani menatap pria dihadapannya.

"Bisa sekarang kita ke Riana"ucap Liam

"Iya.."ucap Levina, akhirnya mereka keluar kamar untuk segera menemui Riana yang sepertinya sudah menunggu mereka.

********

"Levina, kamu tadi kemana kok Kakak panggil enggak keluar-keluar"ucap Riana pada sang adik.

"Eh..itu Kak,tadi aku---

"Levina sedang menyelesaikan pekerjaannya"potong Liam, Levina bisa bernafas dengan lega karena Liam, membantunya menjawab pertanyaan sang Kakak,coba saja tadi tak ada pria itu, entahlah apa yang akan keluar dari mulut Levina.

"Oh oke!, Kalau begitu aku bikin minum dulu"ucap Riana, dua orang itu mengangguk.

"Duduk dulu Kak"ucap Levina, ia mempersilahkan untuk Liam,duduk disampingnya.

"Kamu sering melakukannya?"tanya Liam, Levina menatap nya sedikit terkejut tapi wajar. Levina tau apa yang pria itu maksud.

"Sejak aku merasa sendirian"jawab Levina

"Kenapa kamu tidak menghubungi Riana atau orang tua kamu?"tanya Liam, Levina kembali murung.

"Meski aku melakukan itu,sama saja aku merasa kesepian"ucap Levina. Liam mengangguk, mungkin selama ini dirinya dan Riana yang kurang mengerti keadaan Levina, wanita itu benar-benar terlihat kesepian.

"Riana akan tinggal disini dan orang tua kalian,akan datang"ucap Liam, Levina mengangguk,tentu saja orang tuanya datang karena akan ikut mengurus pertunangan sang Kakak dan pria disampingnya itu.

Mengingat hal itu, membuat Levina malas untuk bertemu sang Kakak, Levina benar-benar menganggap jika Kakaknya telah merebut kebahagiaan nya.

"Aku ke kamar lagi ya, soalnya ada kerjaan yang belum selesai"ucap Levina pada Liam.

"Baiklah"Liam mengangguk dan membiarkan Levina pergi.

*******

Pagi itu Levina masih duduk di atas ranjang nya, sebenarnya ia sudah siap berangkat bekerja, ia sudah menggunakan rok hitam serta stocking hitam, namun ia masih memakai bra hitam.

Levina hanya beristirahat sebentar, setelah mencari baju berwarna putih namun tak ada.

"Mungkin aku bisa pakai punya Kak Riana"ucap Levina, dengan santai nya ia pergi ke kamar Riana dalam pakaian seperti itu.

Levina bersyukur karena Riana tak ada di kamarnya,jadi ia bisa masuk ke kamar.

Levina membuka lemari Riana dan akhir nya ia menemukan kemeja putih yang ingin ia kenakan. Levina duduk diatas ranjang tempat tidur Riana,namun dengan posisi yang menggoda untuk pria yang melihatnya.

Belum sempat Levina memakai bajunya, tiba-tiba ada yang datang tapi bukan Riana melainkan Liam. Ia baru ingat jika pria itu menginap disini semalam.

Liam menatap Levina, dua kali ia sudah melihat tubuh Levina, bahkan Riana saja tak pernah ia lihat meski mereka seringkali tidur bersama.

Levina tersenyum, tiba-tiba pikirannya berubah, untuk membiarkan Riana bahagia.

Bersambung

Yang gak nyaman dengan cerita ini,boleh pergi dari pada mengikat karya orang :)

LevinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang