※※※※
Setelah Jihye menceritakan semuanya kepadaku, aku kembali menangis.
Menumpahkan semua air mata yang tersisa kemudian membolos jam pelajaran dengan alasan tidak enak badan.
Dan aku berakhir ditempat ini. Ruangan putih dengan bau obat.
Ruang kesehatan.
Sebenarnya aku tidak sepenuhnya berbohong, kepalaku memang sedikit berdenyut dan tenggorokanku sakit.
Belum lagi, mataku rasanya perih. Kebanyakan menangis.
Ditambah, aku tidak sarapan pagi ini.
Benar-benar perpaduan yang sangat lengkap.
Terlihat seperti aku telah berada dititik paling lemah hidupku. Tak mampu lagi untuk menyembuhkan diri dari kesedihan seperti yang biasanya ku lakukan.
Mau bagaimana lagi? Aku mencintainya. Aku sudah terlalu jauh dan dalam. Bahkan tidak tahu caranya keluar dari perasaan ini.
Astaga, pengaruh Kim Taehyung memang benar-benar luar biasa.
Lagi dan lagi, aku menghela nafas berat. Mengangkat tanganku untuk menutupi kedua mata yang sepertinya akan menangis lagi.
"Sial, lemah banget lu Choi Sena."
Aku ingin berhenti. Tapi tidak bisa. Seolah lupa bagaimana caranya untuk kembali jadi Choi Sena yang dulu.
"Gua kira kuntilanak lagi nangis disini."
Aku lekas menarik diri. Memutar kepala mencari sosok yang sudah menangkap basah cewek sepertiku menangis.
Sampai akhirnya netraku menangkap sebuah sosok cowok menyibak tirai disampingku.
Matanya menatapku malas, dengan rambut acak-acakan akibat baru bangun tidur.
"Kenapa anak cewek nangis pagi-pagi di UKS kayak gini?" []
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Taehyung [REVISI]
Fanfiction[SELESAI] Choi Sena hanya terlalu mencintai Kim Taehyung. "Katanya, semua orang berhak jatuh cinta. Lantas, kenapa semua terasa rumit ketika aku menggunakan hak itu untuk mencintai Kak Taehyung?"