Epilogue

2K 161 17
                                    

※※※※

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

※※※※

"Sen, dicariin Kak Jaehyun."

Kepalaku menoleh. Mendapati Soobin berdiri didepan pintu kelas sembari menatapku malas.

Lantas, ku bereskan buku-buku dimeja dan berlari menghampiri Soobin.

"Mana?" Kepalaku menoleh kekiri dan kekanan. Mencari keberadaan kakak tingkatku yang katanya mencariku.

Soobin malah menghela nafas kasar. Cowok itu melayangkan kepalan tangannya kedahiku. Menjitak kepalaku gemas. Tidak sakit, namun membuatku kesal.

"Apasih?!" Sungutku kesal, sembari pura-pura mengelus bagian dahi yang baru saja terkena serangan laknat tangan Soobin.

"Lu sekarang deket sama Kak Jaehyun ya?" Tanya cowok itu malas.

Aku menaikkan sebelah alisku. Bingung.

Yah, aku memang sering bertemu dengannya belakangan ini. Kak Jaehyun sering menawariku tumpangan pulang dan tak jarang membantu tugas kampus yang sulit ku kerjakan sendiri.

Oleh karna itu aku mengangguk. "Lumayan."

Tahu-tahu cowok dihadapanku itu kembali menjitak kepalaku. Kali ini rasanya sedikit sakit membuatku membalas jitakannya dengan keras.

Cowok itu meringis sembentar. Lalu menatapku sambil melotot. "Kok sakit sih?!"

"Lu pikir dahi gue ga sakit?!" Sahutku galak.

Soobin mencebikkan bibirnya, lalu membuang pandangannya kearah lain sembari berguman.

"Gua cemburu tau."

Wajahnya memerah.

Melihat itu aku langsung mengalihkan pandangan. Dan pura-pura tidak mendengar perkataannya.

Bukan tidak tahu. Aku memang sudah tahu bahwa Soobin menyukaiku sejak dibangku kelas akhir dulu. Ia juga pernah terang-terangan mengatakannya padaku.

Namun aku tidak bisa membalas perasaannya itu karena seseorang yang belum bergeser dari hatiku barang sedikitpun.

Singkatnya, aku belum move on.

"Mana Kak Jaehyun nya?" Tanyaku mengalihkan pembicaraan.

Soobin hanya menghela nafas, kemudian berucap malas. "Katanya dia tunggu didepan."

Aku mengangguk. Membenarkan letak tasku kemudian berniat pergi untuk menyusul Kak Jaehyun.

Tetapi, tahu-tahu Soobin menahan tanganku.

Aku langsung disambut dengan tatapan memelasnya. "Kalau gua yang hampir dua tahun berjuang ga bisa menggeser dia dari hati lo, ga mungkin lu ngasih kesempatan buat orang lain kan?"

Suaranya melemah. Dapat kulihat Soobin menatapku muram, kedua bahunya bahkan merosot turun menunjukan bahwa dia sedikit sakit hati kali ini.

Sedetik kemudian bibirku mengulas sebuah senyuman.

Kak Taehyung [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang