※※※※
"Sena! Tungguin!"
Aku pura-pura tidak mendengar. Mempercepat langkahku menuju gerbang sekolah.
Aku sudah kelaparan. Jihye berjanji menemaniku makan dicafe hari ini, tetapi cewek itu malah membatalkannya karna melupakan janjinya dengan Jaemin.
Aku sudah kesal karna hal itu, ditambah Soobin yang tidak berhenti menggangguku sampai depan gerbang begini.
"Kiw cewek! Tungguin abang dong!"
Aku bergidik ngeri. Terdengar sangat menggelikan begitu Soobin berkata begitu.
"Udah, Bin! Lu kayak pedofil tau gak?!" Sahutku galak.
"Ya makanya tungguin dong!"
Langkahku terhenti. Kini aku menatap cowok itu nyalang seraya bersedekap dada.
"Apa?!"
"Wes, galak bener."
Kuputar bola mataku malas.
Sedetik kemudian Soobin mencubit kedua pipiku dengan tangan sialannya. Parahnya cubitannya benar-benar tidak berperasaan sehingga rasa sakitnya tidak bisa dibohongi.
"Aduh! Soobin! Gua tendang ya lo!"
"Uuu takut~"
Tiba-tiba, sebuah mobil berwarna hitam yang terlihat mahal berhenti dihadapan kami. Membuat atensi kami teralih pada mobil itu.
Selanjutnya yang membuatku terkejut setengah mati adalah ketika kaca mobil turun perlahan dan menampakkan sosok yang selama ini kurindukan.
"Ka-kak Taehyung?!"
Aku lantas menepis tangan Soobin dari pipiku. Menatap cowok yang kini tengah membuka pintu mobil dan keluar dari sana.
Sedangkan Soobin nampak menggaruk tengkuknya canggung.
"Eum, bisa bicara sebentar kan, Sen?"
Dan aku berakhir didalam mobilnya. Menatap pemandangan dari kaca mobil tanpa berniat menatap Kak Taehyung.
Padahal cowok yang kurindukan kini ada disampingku, namun aku malah tidak berani menatap wajahnya.
"Gimana kabar kamu?"
Aku berguman panjang untuk menjawab pertanyaannya. "Baik."
"Kamu makan dengan baikkan? Kamu gendutan soalnya."
Kepalaku otomatis menoleh cepat, memasang ekspresi kesal sambil mendorong pundak Kak Taehyung.
Membuat cowok itu kini terkekeh gemas.
Kak Taehyung terlihat sehat. Rambutnya mulai memanjang namun tidak mengurangi kadar ketampanan wajahnya.
Mobil terhenti didepan rumahku.
Namun, ketika aku ingin keluar Kak Taehyung menahanku.
Lantas ku tatap matanya bingung.
"Mungkin sekarang waktunya. Kamu dengerin aku dulu ya?"
Kembali kusenderkan punggungku pada kursi penumpang, seraya menatap ekspresi Kak Taehyung yang kian berubah.
"Kali ini aku serius, kita akhiri sampai sini aja ya?"
Badanku melemas.
Apalagi ini?
"Kak, kita udah pernah bahas ini一"
"Bukan. Kali ini beda. Aku bukan lagi pengecut yang berusaha lari dan sembunyi."
Aku terdiam. Menggigit bibirku untuk menahan tangis yang sebentar lagi akan keluar.
"Aku udah pikirin ini baik-baik. Antara kamu, aku dan hidupku yang sekarang. Sen, aku tahu kamu selalu nyuruh aku untuk kuat dan hadapi masalah yang ku punya. Tapi sekarang, aku cuman mau kamu tahu, bahwa seorang Kim Taehyung hanyalah bocah berumur 18 tahun yang belum dewasa. Aku gak bisa terus-terusan ada dititik ini."
Lagi, tangisku akhirnya pecah disana.
"Setelah ini aku mutusin buat pergi. Menata ulang hidupku yang hancur dan menjadi Kim Taehyung yang baru. Aku gak tahu kapan bakal balik, maka dari itu aku lepasin kamu sekarang. Kuharap kamu hidup dengan baik dan gak terus-terusan sedih hanya karna aku."
Dan kisah cintaku disekolah menengah atas, berakhir disana.
Benar-benar berakhir dengan tangis dan luka. Tidak ada akhir bahagia, karna pada akhirnya aku kehilangan dia.
Sosok yang benar-benar kucintai.
Kak Taehyung, sudah memutuskan untuk pergi dari hidupku. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Taehyung [REVISI]
Fanfiction[SELESAI] Choi Sena hanya terlalu mencintai Kim Taehyung. "Katanya, semua orang berhak jatuh cinta. Lantas, kenapa semua terasa rumit ketika aku menggunakan hak itu untuk mencintai Kak Taehyung?"