Kak Taehyung [REVISI]

25

※※※※

Ku pikir setelah semua usaha yang ku lakukan, semua ini akan berakhir.

Setelah mencoba tegas pada diriku sendiri, ku kira aku bisa menjadi Choi Sena yang biasanya.

Choi Sena yang tidak ada Kim Taehyung dalam hidupnya.

Tetapi, cowok ini sepertinya memang tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Bahkan ketika aku sudah mulai terbiasa menjauhinya, dia kembali muncul menghancurkan semua usaha yang ku bangun.

Mataku memandang cowok dihadapanku marah. Tidak menyukai sikapnya barusan yang terkesan jahat pada cewek, bagiku.

Sedangkan cowok itu hanya menunduk. Tidak berani menatapku, seolah aku adalah sosok yang belum siap ia hadapi.

"Apa-apaan ini, Kak?" Aku buka suara setelah keheningan cukup lama menyelimuti kami.

Kak Taehyung memainkan jarinya, kemudian mengangkat kepalanya yang sendari tadi menunduk.

Mata itu kembali menatapku.

Ah, jujur. Aku merindukan tatapan mata itu.

Kak Taehyung menghela nafas, "tadi itu mantan aku."

Sedikit sakit. Tapi aku tidak tau rasa sakit dihati ini sebenarnya karena apa.

"Dia ngajak balikan setelah ninggalin aku, tapi ak ─"

"Kenapa aku lagi?" Untuk pertama kalinya, aku memotong perkataan Kak Taehyung.

"Huh?"

Kucoba untuk mengendalikan diri. Menahan agar tidak kembali menangis disana.

"Kenapa harus aku lagi? Aku capek dimanfaatin gini, Kak. Pertama taruhan, terus pelarian, sekarang aku jadi alat buat lari dari mantan kakak?"

Cowok itu nampak terkejut mendengar perkataanku.

"Oke, Kak. Aku biarin hari ini jadi yang terakhir. Tapi setelah ini, aku mohon jangan libatin aku lagi. Aku bener-bener udah capek sama semuanya. Aku juga cewek, perasaan ga bisa dimainin terus."

Ku buang pandanganku kearah lain, menghindari kontak mata. Merasa dadaku mulai sesak dan mataku memanas.

"Aku emang suka Kak Taehyung," suaraku memelan. "Tapi itu gabisa jadi alasan buat tetep bertahan sementara rasa suka itu malah ngebuat aku ngerasa jadi cewek paling bodoh didunia."

Setelah ini, aku berniat mengakhiri semuanya. Semua masih terasa sakit, namun bibir ini tetap mengulas senyum pedih dan menatap wajahnya untuk terakhir kalinya.

"Walau gitu, aku tetep bersyukur buat semua hari-hari indah itu. Makasih udah hadir. Aku harap setelah semua ini, kita ga ketemu lagi dan berakhir saling nyakitin." []