※※※※
Aku menyuap sesendok nasi terakhir dari makan siangku. Setelah menelannya, aku beralih untuk meminum susu rasa apel disamping nampan nasi.
"Ngomong-ngomong, Kak Taehyung kok ga keliatan beberapa hari ini?" Celetuk Jihye membuatku seketika terhenti. Kemudian menatapnya aneh.
Bukannya Jihye tidak suka melihat Kak Taehyung?
Melihat tatapanku Jihye lantas berkata, "apa? Gua cuman nanya. Aneh aja gitu, biasanya gua liat dia sering diem-diem ngelirik lo."
Aku kembali meminum susu apelku sambil mengalihkan pandangan. Sedikit terkejut bahwa Jihye tahu Kak Taehyung sesekali mencuri pandang kearahku.
"Lagian gua tau lu masih belum move on." Cewek berambut lurus sepungung itu berucap setengah malas. "Kangen juga kan?"
Aku hanya diam. Tidak menyangkal ucapannya sama sekali. Karna memang benar, aku merindukan cowok tampan itu.
"Kak Taehyung sakit."
Aku otomatis menoleh pada Chohee. Cewek pendek itu kini mengaduk-aduk nasinya dengan tatapan kosong.
Sakit? Kak Taehyung?
Jihye tak kalah terkejutnya denganku. Cewek itu bahkan langsung bertanya. "Serius?"
Chohee mengangguk. "Udah tiga hari, padahal dia jarang sakit. Dan satau gue tu orang paling anti ngebiarin badannya sakit. Tapi beberapa hari ini dia males makan." Tatapan Chohee beralih kearahku.
Bibir tipis itu mengulas senyuman manis seperti biasanya. "Gua tau ini berhubungan sama lo, Sen. Tapi gua ga maksa lo buat nemuin dia kok, karna lo juga punya hak untuk hati lo. Mungkin ini hukuman bagi dia, jadi biarin aja dulu."
Aku membalas senyum itu dengan senyum yang berbeda. Aku senang sahabatku menghargai perasaanku. Chohee memang kadang lebih dewasa dibanding kami semua.
Kini aku menunduk, bingung harus apa. Disisi lain aku khawatir dengan Kak Taehyung. Tetapi egoku masih tinggi untuk sekedar menjenguknya.
"Kalau mau nemuin dia temuin aja, Sen."
Lagi-lagi suara Jihye membuatku campur aduk.
"Chohee udah cerita, Kak Taehyung nyesel. Apapun yang dia lakuin sama lo adalah kesalahan yang diakuin adalah kesalahan besar bagi dia."
Aku tidak bicara apapun untuk menanggapi hal itu. Entah apa yang kurasakan sekarang, tetapi itu malah membuatku ingin menangis.
Lalu ku rasakan tanganku digenggam, membuatku mengangkat kepala perlahan. Mendapati Chohee yang menggenggam erat kedua tanganku diatas meja sambil menatap dalam kedua mataku.
"Gua tau kakak gua itu udah nyakitin lo, mungkin itu luka yang besar sampai bikin lo nangis berhari-hari. Dia emang ga pantes dimaafin, tapi gua harap lo dengerin apa kata hati lo. Kalau emang ngejauhin dia gini malah ngebuat hati lo semakin sakit, maka lo bisa kembali sama dia."
"Tapi dia punya orang yang udah ngisi hati dia Cho."
"Kak Irene? Mereka udah putus, jadi apa yang lo takutin? Cewek itu udah ngebuang kakak gua dan disaat hati Kak Tae sakit karna hal itu dia nemuin lo." Chohee tertawa kecil. "Gua kira taruhan itu ga ngaruh apa-apa buat dia, ternyata si bodoh itu malah jatuh perangkapnya sendiri."
Aku menaikkan alisku, tidak mengerti perkataan Chohee.
Tahu-tahu Jihye mengetok dahiku dengan tangannya. "Yeuh, si bego. Itu artinya Kak Taehyung beneran sayang sama lo ogeb."
Aku meringis dan menatapnya kesal.
"Lagian semua orang berhak diberi kesempatan kedua, kan? Coba lu kasih kesempatan itu buat Kak Taehyung sekarang, sebelum akhirnya lo sendiri yang nyesel." []
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Taehyung [REVISI]
Fanfiction[SELESAI] Choi Sena hanya terlalu mencintai Kim Taehyung. "Katanya, semua orang berhak jatuh cinta. Lantas, kenapa semua terasa rumit ketika aku menggunakan hak itu untuk mencintai Kak Taehyung?"